Hari Minggu kemarin aku ke Solo dan seperti biasa mama memintaku untuk mengisi Pertamax. Ya, aku tetap mengiyakan mama. Daripada nanti malah tidak enak kan? Bagaimana pun beliau adalah mamaku. 🙂
Sebenarnya mama tahu aku selalu menggunakan Pertalite. Alasanku juga sudah jelas. Salah satunya adalah Karena ada perbedaan cukup signifikan antara pertalite dan pertamax di tanki bensin.
Tapi Mama memang merasa lebih mengerti dan lain sebagainya. Meski aku juga pernah membeli Pertamax tapi dalam kondisi tertentu. Daruratlah ceritanya. Misal POM kehabisan pertalite. Mau tidak mau kan?
Dan kemarin aku mendapatkan berita terbaru yang muncul di beranda. Ternyata PERTAMAX ini adalah hasil oplosan dari PERTALITE dan beberapa lainnya. Diakalin oleh Direkturnya sendiri dan beberapa orang lainnya.
Lantas netizen pun langsung bilang oh pantes kenapa ada endapan di tanki bensin. Juga beberapa permasalahan lainnya. Semuanya akan aku update ya.
Aku lantas teringat beberapa waktu lalu. Pengendara kendaraan harus mendaftarkan dirinya untuk dapat barcode. Kalau ingin mendapatkan Pertalite. Alhamdulillah masih termasuk dalam list.
Muncul kecurigaanku gegara berita ini. Jangan-jangan ini untuk mempermulus oknum-oknum ini mengeruk uang sebanyak mungkin.
Ya, Allah ada apa mereka? Apakah uangnya tidak cukup? Atau termasuk serakah? Bagaimana tidak? Mereka yang bermain bukan dari latar belakang ecek-ecek. Bahkan ada yang terbiasa dengan kekayaan. Sedih jadinya. Di sisi lain ada orang yang butuh bantuan, putus sekolah, dll. Eh, ada segelintir orang yang ingin mengeruk uang lebih banyak.
Berita ini semoga sampai ke mama. Biar mama tak lagi menggunakan pertamax lagi. Nah, aku ternyata sudah benar. Tidak pakai pertamax. Ya karena masalah selisih dan harganya. Ternyata pakai feeling juga sangat membantu ya. Aku lebih mantap pakai Pertalite. Btw, pertalite tidak diakalin juga kan?