Karakter Penjual Toko Online yang Langka |
Karakter Penjual Toko Online yang Langka
Tempo hari saya ditanya salah satu calon pembeli. Ini terjadi tidak sekali dua kali. Sering. Pertamyaan mereka tak sama tapi intinya sama.
“Say, kenapa sih, kamu tetap ramah, meski saya pending/belum/tidak beli?”
Jujur saya akan terkekeh mendengarnya. Pertanyaan itu sederhana sekali ya, tapi kok lucu.
“Memang kenapa say?”
“Enggak, biasanya nih. Penjual kalau tahu saya bilang pending, atau tidak punya uang, atau tidak jadi membeli, akan bersikap ogah-ogahan. Kalau lain waktu kita mau beli beneran, pas ada duit. Kita dicuekin, atau cuma ditanggepin yang ga seramah statusnya.”
“Masa sih?” tanya saya polos. Sebenarnya, saya sering menemukan penjual seperti ini.
“Iya. Padahal kita sudah bermaksud jujur, eh ditanggepin lain. Mereka kebanyakan maunya merhatiin yang berduit.”
Atau ada lagi tipe lainnya.
“Makasi ya say, sudah percaya aku.”
“Kenapa?”
“Biasanya seller suka ngeblock aku gara-gara tidak segera transfer. Janji mulu, tapi gimana lagi, aku ini emak beranak lima, ada aja kendalanya, ngurus rumah dll, sendirian. Sampai kadang ga ada waktu buat keluar, padahal aku pengennya setengah mati sama barang yang dijual.”
“Oh ada yang kaya gitu?”
“Iya. Sama kamu, kok lain ya. Aku kasih alasan ini itu, hayuk aja. Padahal bisa jadi aku bohong kan? Kok masih melayani aku dengan sangat baik.”
Nah ini yang sering membuat saya heran, saya hanya percaya satu hal. Saya melayani pembeli dengan setulus hati, dan saya percaya mereka juga akan memberikan feedback yang sama. Memperlakukan saya dengan baik. Terbukti banyaknya testimoni tentang pelayanan yang saya berikan selama transaksi, mereka datang kembali, dan mengajak lebih banyak orang.
–
–
Pernahkah Anda mengalami kejadian tidak menyenangkan seperti itu? Saya juga pernah. Ketika pertama kali membeli, dilayani dengan ramah. Tapi ketika kita tidak punya uang, dikirimi broadcast yang intinya bermaksud “mengusir” dari BBM-nya. Pernah berkata jujur berminat membeli tapi ternyata ga jadi membeli, karena uang terpakai kebutuhan lain yang sangat mendesak, dan jauh lebih penting, besuknya, saat kita mau membeli, lalu sikap penjualnya jadi dingin.
Padahal disinilah, menunjukkan penjual seperti apa Anda. Penjual tak melulu menjual produk lalu selesai. Tidak juga hanya melayani pembeli yang memang berduit. Banyak pembeli yang berjuang demi mendapatkan produk atau jasa yang Anda jual. Jangan kesampingkan mereka. Layanilah mereka dalam keadaan apa pun. Itu mungkin alasan pembeli saya yang selalu datang dan berubah menjadi sahabat. Mereka peduli pada saya dalam keadaan sulit, dan membantu saya. See? Seringkali memenangkan hati pembeli tak melulu soal mendapatkan uang darinya. Ambil hatinya yang sesungguhnya. Kelak ketika dia memiliki uang berlimpah, dia akan kembali dan kembali. Membeli untuk dirinya sendiri, menjual kembali, bahkan merekomendasikan Anda ke teman-temannya. Jangan sampai membuat mereka malas untuk kembali. Entah mengatakan pada Anda atau lantas kabur. Lakukan dengan tulus, tidak meremehkan dan itu akan memberikan manfaat pada Anda dan usaha yang dimiliki.
Semoga bermanfaat.
(Visited 53 times, 1 visits today)