Aku masih ingat betul pertama kali menyukai drama korea. Mungkin hampir 25 tahun? Bisa jadi. Hanya saja aku tidak akan cerita soal itu. Tapi lebih ke pernyataan orang kalau pecinta drama korea dan kpop itu pasti akan mencari laki dari Korea. Padahal tidak seperti itu juga. Banyak kok dari pecinta drama korea dan kpop yang justru malah hanya sebatas untuk menghibur diri. Menyelamatkan kesehatan jiwanya saja. Tak lebih dan tak kurang.
Iya, aku tahu ada sebagian dari mereka yang justru mengejar sampai ke Korea. Sengaja untuk mendapatkan pacar atau suami dari sana. Apalagi saat tahu ada yang bisa menikah dengan orang korea. Semakin menjadilah mereka. Sementara kalau ditelisik lebih jauh mereka ini bukanlah orang yang benar-benar jatuh cinta dengan drakor berikut printilannya.
Hanya melihat paras dan cuplikan adegan romantis dari drama korea. Terus berpikir bahwa pria di sana pasti seperti di drama korea. Itu kan tuntutan skenario dan pekerjaan. Pria dimana saja itu sama menurutku. Ada yang baik dan buruk. Apesnya dapat yang buruk padahal sudah jungkir balik seleksi sekali pun. Mau tipe kaya apa juga bukan jaminan.
Ada yang mencari karena agamanya. Eh, ternyata suka KDRT. Ada juga yang memilih biasa saja. Tidak tampan. Eh, ternyata tukang selingkuh dan memoroti. Menerima orang yang tidak kaya karena takut dibuat mainan. Ternyata malah jauh lebih parah. Menerima orang yang baik dan terlihat bucin. Eh ternyata punya banyak wanita dalam hidupnya. Padahal setiap hari pasangan resminya selalu dapat bunga, perlakuan manis, dll. Ada yang hidup seperti baik-baik saja selama bertahun-tahun. Tipikal pria sempurna tanpa cacat cela. Tiba-tiba menghamili wanita lain yang tak ada apa-apa dengan pasangan sahnya. Belum lagi pasangan tampak sempurna. Ternyata pasangannya penyuka sesama jenis.
Ada orang yang menerima lelaki yang tak mapan. Mau dari nol. Eh, zonk. Digodain dikit. Padahal yang menggoda istrinya jauh lebih banyak, jauh lebih mapan dan cakep. Ada yang memilih yang tak tampan. Ternyata sama saja. Nah, lho. Jadi, tidak ada jaminan.
Jadi, mau ke ujung dunia mana pun. Semua itu sebatas gambling. Pertaruhan. Kalau memang dapat pasangan baik. Alhamdulillah. Kalau tidak? Meski demikian jangan justru menghina orang lain yang tidak mempunyai kesempatan yang sama. Mau sehebat, secantik, seagamis, sejenius, sejago apa dia cari duit, sepinter apa ngurus anak, se-good attitude apa orang itu. Kalau pasangannya tidak pandai bersyukur ya mau bilang apa. Kalau pasangannya malah akhirnya mau menanggapi orang lain yang seujung kuku pun tak ada apa-apanya dari pasangan sahnya. Biasanya orang yang suka mencemooh ini adalah korban berikutnya. Orang yang tak mencemooh aja bisa kena. Apalagi yang suka melakukannya.
Kalau kalian ada mendengar atau membaca orang menulis tentang, “Pacarku Kang Seo Joon.”, ” Mingyu itu suamiku.”, dll. Itu semacam gurauan. Istilahnya halu. Halu berjamaah pula. Tidak sampai masuk ke hati yang terlalu dalam. Toh mereka paham. Bahwa itu semua hanya sebatas obat. Bukan kenyataan dalam hidup. Mereka tidak pacaran atau menikah beneran dengan aktor kesukaannya. Atau tidak benar-benar berhubungan asmara dengan idolnya. Tidak. Sama-sama tahu.
Andai kata, ternyata pecinta drama korea dan kpop ini menikah dengan aktor atau idolnya. Ya, itu adalah bonus. Seperti sesuatu yang tidak nyata.
Intinya apa? Ya, pecinta drama korea dan kpop bukanlah wanita yang buta segalanya. Kami ini adalah orang yang menjadikannya hiburan. Ada juga sebagai pengalihan dari hal-hal menjijikkan. Bisa juga jadi obat segala obat dari rasa yang tak nyaman. Banyak. Bukan karena ingin punya suami atau pacar korea. Tidak. Sama sekali tidak. Apalagi ganti drakor ganti yang disuka. Karakternya. Nanti ganti drakor ya akan beda lagi yang dibahas. Tak lebih dari itu.