Beberapa waktu yang lalu ada yang bertanya kepadaku. Apakah aku menerapkan jam malam ke anak-anakku? Jawabannya, iya benar.
Mungkin bagi sebagian orang akan berpikir hal aneh. Masa iya, anak lelaki memiliki jam malam? Ga seru.
Kalau aku bisa bilang. Justru anak lelaki juga harus ada jam malam. Aku tidak akan mengijinkan mereka keluar rumah hingga larut malam.
Jam berapa mereka harus pulang?
Aku sendiri menetapkan jam malam itu tepat pukul sembilan malam. Wah, masih sore. Berarti tidak belajar nih. Pukul tujuh malam ke atas itu sudah malam.
Jadi, setiap anak ada kegiatan keluar rumah. Akan aku pastikan mereka sudah pulang sebelum atau tepat pukul 21.00 WIB. Tentu dengan batas tolerasi maksimal lima menit.
Apakah mereka menuruti?
Tentu saja. Tidak ada halangan sama sekali. Mengingat alasanku juga kuat. Salah satunya adalah keluar malam itu bukan waktu yang efektif dengan kondisi tubuh yang sudah menurun. Butuh istirahat. Tepatnya waktu istirahat. Kalau tidak dipergunakan dengan baik . Orang rentan melakukan hal yang tidak diinginkan.
Tentu, aku juga membuat kondisi dimana anak-anakku merasa nyaman dan aman di rumah. Mereka lebih memilih di rumah ketimbang keluar itu sudah sangat patit diapresiasi. Bukan berarti itu tidak punya teman. Justru temannya banyak dan mereka menghargainya. Aku sudah sering mengatakan ke mereka kalau teman yang baik akan menghargai keputusan dan sikapmu. Bukan hal yang tidak mungkin mereka justru melakukan hal yang sama. Dan benar saja.
Anakku juga pernah keluar karena ada acara sekolah. Mereka berkumpul di rumah temannya saat buka bersama, dll. Tetapi tetap pulang sebelum pukul sembilan malam.
Aku juga jauh lebih merasa tenang ketika anak sudah pulang. Tidak usah nongkrong, dll. Kalau bepergian sama ami. Meski pernah juga ijin mengerjakan tugas kelompok berupa video bersama beberapa temannya ke keraton atau lainnya. Aku akan mengatakan banyak pesan. Untuk dia berhati-hati. Mengingatkan dia ada ami dan adik-adiknya menunggu di rumah. Pulang dengan selamat.