Saya beberapa waktu lalu melihat beberapa video mengenai barang wajib bawa ketika akan melahirkan di rumah sakit. Wow, barang yang dibawa terbilang banyak menurut saya. Sampai jarik, stagen, dll. So, inilah 20 barang wajib bawa ketika melahirkan di rumah sakit.
Padahal sebenarnya tidak perlu membawa terlalu banyak barang. Saya kemudian menyimpulkan bahwa pembuat video tersebut memang baru akan melahirkan pertama kalinya. Biasa kok, akan terjadi bingung, panik, dan rasa antusias yang tinggi. Menganggap semua penting, siapa tahu nanti butuh, atau ah bawa saja. Daripada nanti butuh. Atau siapa tahu rumah sakit tidak menyediakan dan toko sangat jauh letaknya. Bisa jadi begitu.
Jujur saya tidak membawa terlalu banyak barang. Yang sangat penting saja. Kenapa? Karena biasanya dari rumah sakit akan disediakan beberapa barang. Oia, btw setiap rumah sakit memiliki perbedaan kebijakan dalam hal ini ya. Jadi, ada yang menyediakan ada yang tidak. Nah, barang apa saja itu?
Daster
Ya, benar. Saya membawa satu sampai dua daster. Satu untuk berjaga-jaga bila kena basah. Idealnya daster ini yang nyaman dipakai. Misal lengan pendek, pastikan masih terlihat sopan ya. Perlukah beli daster baru? Kalau saya iya, bukan kenapa-kenapa. Daster saya memang kebanyakan sudah lecek saking dipakai tiap hari. Ga enak kan, kalau dipakai juga di rumah sakit. Saya ga mau aja. Bukankah salah satu cara menghargai orang lain dengan menggunakan baju atau daster yang bagus. Kaya quote dari Jawa, Ajining Raga Saka Busana.
Daster ini biasanya akan dipakai di hari kedua atau ketiga. Oia, untuk kelahiran dengan secar idealnya akan menginap di rumah sakit selama 3 hari 2 malam. Sementara melahirkan secara normal akan menginap di rumah sakit selama 2 hari 1 malam. Kembali lagi ya, masing-masing rumah sakit memiliki kebijakan masing-masing. Karena saya pernah ada di rumah sakit selama 7 hari. Kenapa kok bisa lama sekali? Hal itu disebabkan oleh obat bius saya yang masih belum menghilang setelah hari ke empat atau lima. Kemudian baru saya latihan bergerak, dll.
Nanti ketika selesai melahirkan, saya akan mengenakan baju dari rumah sakit. Karena saya punya pengalaman melahirkan di rumah sakit yang berbeda. Maka ada perbedaan juga dalam baju rumah sakitnya. Kalau melahirkan anak saya yang pertama, bajunya berbunga-bunga dengan warna yang cantik. Yang anak kedua juga mendapatkan baju dari rumah sakit. Kalau rumah sakit saat melahirkan anak ketiga, saya memakai baju berwarna hijau.
Baju rumah sakit tersebut saya pakai sampai hari kedua. Biasanya hari kedua itu saya disibin selama dua kali. Nah hari ketiga biasanya tidak lagi. Karena ada jadwal pulang. Seinget saya, tidak ada sibin di hari ketiga.
Kalau pas anak pertama dan kedua, mungkin karena saya berada di ruangan VVIP dan VIP, jadi mendapatkan handuk dan peralatan mandi. Saya sempat mandi di hari kedua dan ketiga saat akan pulang.
Kalau anak ketiga, saya tidak berada di VVIP atau VIP jadi bukan kamar mandi dalam. Cuma berasa VIP karena tidak ada temannya. Mana di dekat pintu masuk ada pos perawat dan mereka berpesan kalau ada apa-apa panggil saja. Plus ada di rumah sakit yang berbeda. Saya mendapatkan satu semacam dompet seukuran tempat pensil yang besar. Di dalamnya ada pasta gigi kecil, sikat gigi, dan waslap warna putih. Sudah itu saja.
Popok Bayi dan Tisu Basah
Saya kemarin membawa popok bayi. Saya membawa secukupnya. Plus Tisu Bayi satu pak saja. Pertimbangan saya membawa popok bayi dan tisu basah karena selalu minta satu kamar. Jadi kalau berada di kamar masih bisa ganti popok sendiri.
Eh ternyata pihak rumah sakit membawakan popok bayi di kereta bayi bagian bawah plus kapas bulat. Hanya saja kami tidak menggunakan kapas tersebut karena lebih terbiasa menggunakan tisu basah sejak anak pertama lahir.
Biasanya ketika bayi dimandikan dan diantar ke kamar. Popok bayi akan ditambah. Sehingga popok bayi yang saya bawa tidak terpakai. Jadi hemat bisa dipakai saat di rumah.
FYI, saya membeli popok bayi tersebut kalau ga salah di bulan Februari 2020. Alhamdulillah bersyukur karena saat menjelang kelahiran anak saya. Popok termasuk barang langka di pasaran. Beruntung juga selalu punya pikiran untuk prepare daripada nanti kerepotan. Tapi tak pernah terpikirkan kalau saya akan melahirkan tepat lockdown dimana-mana. Saat rumah sakit yang biasa saya datangi juga malah jadi tempat rujukan covid. Nanti soal ini akan saya ceritakan di lain postingan ya.
Popok bayi yang saya beli adalah popok sekali pakai. Saat itu saya beli yang premium. Selain memang yang tersedia memang yang itu. Ternyata sama persis dengan yang dipakai oleh rumah sakit.
Kenapa tidak memakai popok kain? Ini kembali ke masing orang ya. Saya memang lebih prefer dengan popok sekali pakai ini. Toh daya resapnya terbilang bagus. Tidak menimbulkan ruam begitu. Selain praktis tentu saja. Pas anak pertama lahir belum ada popok sekali pakai untuk newborn. Jadi baru merasakan manfaatnya saat anak kedua. Sudah ada popok newborn.
Saya sekarang juga nge-mix dengan popok yang biasa dan terjangkau. You know-lah. Lagi mengencangkang ikat pinggang kan? Suka mau nangis aja gitu kalau begini. š
Baju, Celana, Topi, Sarung Tangan & Kaki
Apakah perlu membawa baju, celana, topi, sepatu, dan kaos tangan bayi? Kalau saya kemarin membawanya. Tetapi seperlunya saja. Saya dulu saat anak pertama hanya membawa 3 pasang saja. Tanpa kaos dan sepatu bayi. Tetapi sudah termasuk bedong.
Pas anak kedua saya sempat ga bawa tas yang sudah dipersiapkan karena mendadak sekali. Nanti saya ceritakan di lain postingan ya. S
ementara anak ketiga, saya membawa 6 pasang. Sudah termasuk sarung tangan dan kaki. Juga ada topi. Bedong juga sudah masuk di dalam tas.
Biasanya pihak rumah sakit. Ketiga rumah sakit yang pernah membantu proses kelahiran anak-anak saya. Semuanya menyediakan baju dan perlengkapan bayi selama di rumah sakit. Nah, saat pulang biasanya saya ganti dengan baju yang dibawa. Hanya saat di rumah sakit ketika melahirkan anak kedua. Tidak diganti sama sekali sama pihak rumah sakit. Dan karena hectic, saya pun tidak menggantinya seperti biasa. Saat saya kembalikan. Pihak rumah sakit bilang tidak apa bu.
Saya sempat merasa bersyukur membawa bantal buat anak saya kemarin. Karena ternyata feeling saya lagi-lagi benar. Rumah sakit tidak menyediakan bantal bayi. Saat pertama diantar ke kamar. Saya belum mengganti bantalnya. Tapi seusai mandi, barulah saya kasih bantal. Ternyata bantal yang dipakai anak saya berupa bedong yang dilipat saja hiks….
Selimut Bayi yang Bertudung
Ini adalah option saja ya. Karena bisa dibawa, bisa tidak. Kalau saya, membawanya. Lalu kapan memakainya? Biasanya saya pakai saat pulang. Karena udara kamar dengan udara luar kan berbeda.
Jadi saat pulang, selain memakai bedong. Saya pakaikan selimut bertudung itu biar makin hangat.
Kenapa tidak memakai selendang? Saya belum prefer, mengingat bayi masih kecil kan? Alias newborn gitu. Jadi saya kaya belum tega bawa pakai selendang.
Bedong
Berapa idealnya membawa bedong? Saat itu saya hanya membawa dua buah sih. Dan ternyata memang benar. Pihak rumah sakit sudah menyediakannya. Jadi bedong yang kita bawa akan terpakai saat pulang nantinya.
Pastikan bedong yang dipilih lembut dan halus ya. Karena kalau tidak, akan membuat bayi kurang nyaman.
Ponsel, Charger, Headset, dan Buku
Walah serius bawa buku juga? Iya. Mengapa? Karena akan ada waktu kosong buat kita. Yang bingung mau ngapain. Nah buku bisa membantu kegabutan kita saat itu.
Kalau ponsel dan charger ya iyalah dibawa. Bisa untuk update, mengabari keluarga, dll. Kalau saya plus cek pekerjaan juga bisa. Update tulisan, dll.
Buku ini ada dua macam. Buku catatan untuk menampung ide dan kerjaan, plus buku bacaan. Jadi sekalian bawa bolpoin juga.
Headset juga berguna kalau kita sekamar dengan orang lain. Atau tidak mau berisik karena ada adik bayi di dekat kita. Jadi kalau mau nonton drakor, youtube, atau musik aman deh. Ga ganggu sekitar kita.
Bawa Barang yang Selalu Kita Pakai
Maksudnya bagaimana nih? Maksud saya begini. Kalau kita suka capek badannya dan mengandalkan Hot n Cream. Nah itu dibawa saja. Misal perut suka kembung, gatal, atau biar hangat. Saya bawa juga Caplang. Kira-kira seperti itulah. Jadi saya bawa kedua barang itu juga.
Perlukah Bawa Pakaian Ganti?
Ini option juga ya. Biasanya pakaian yang kita pakai saat ke rumah sakit takutnya basah, entah kena air atau cairan apa gitu. Sementara rumah sangat jauh. Kan ga mungkin buat beli-beli di deket rumah sakit. Suka beda aja kualitasnya. Ya kalau ada rumah sakit. Kalau jauh darimana saja? Ya wes.
Nah kalau saya mending bawa pakaian ganti. Kalau berjilbab dan ga mau terlalu banyak barang bawaan. Sebaiknya jilbab atau pashminanya biar sama, maka pakaian ganti yang dibawa senada aja. Begitu. Kan bisa mengurangi space di tas.
Peralatan Mandi
Saya kebetulan tidak pernah membawa peralatan mandi. Apalagi saat anak ketiga. Ternyata tidak disediakan semacam handuk. Jadi saran saya, bawa saja. Karena tidak semua rumah sakit menyediakannya ya.
Note Penting
Oia, satu lagi. Sebaiknya persiapkan keperluan untuk ke rumah sakit 1-2 bulan sebelum HPL ya. Alasannya agar tidak terburu-buru. Terkadang saat melahirkan itu bisa sebelum HPL dan bisa jadi mendadak. Jadi tidak sempat membawa kalau belum dipersiapkan. Iya kalau rumah sakit dekat dan punya famili yang bisa diandalkan sewaktu-waktu.
Belum lagi kita tidak tahu masa depan. Kaya sekarang ini. Apa saya sempat terpikir akan ada kejadian seperti COVID ke Indonesia. Sampai ke kota saya. Sampai ada kelangkaan beberapa barang di beberapa tempat.
Situasi dan kondisi belum tentu stabil. Kita tidak pernah tahu kapan ada peristiwa yang istimewa datang. Bisa saja bulan depan tidak terjadi apa-apa. Bisa juga terjadi sesuatu yang tidak kita kehendaki. Jadi lebih baik untuk bersiap ya. Daripada nanti malah kebingungan sendiri.
Taruh tas, ransel, atau koper kecil di tempat yang mudah dijangkau seperti dekat pintu masuk rumah, atau mobil. Kalau di dalam mobil. Biasanya akan selalu dipakai kan? Nah untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan sebaiknya tutupi tas, ransel, atau koper tersebut agar tidak menarik perhatian orang yang ingin berbuat tidak baik.
Kalau saya kemarin pikirannya ketika mempersiapkan barang-barang lebih ke tidak terburu-buru. Karena prediksi kehamilan suka tidak tepat. Bisa lebih awal. Atau kalau mepet pasti akan ada yang meleset. Jadi ya begitulah.
Pastikan buat catatan apa saja yang dibawa agar bisa ngecek saat akan pulang dari rumah sakit. Selain itu, kita juga akan bisa lebih mudah menyortir apa yang perlu dan tidak perlu untuk dibawa. Jadinya nanti yang kita bawa adalah barang yang memang akan kita pakai.
Okay segitu dulu ya, teman-teman. Semoga bermanfaat, dipermudah, dan dilancarkan untuk kelahirannya ya.