Ada yang sudah menonton drama korea Trigger? Kalau sudah, bagaimana? Apakah kalian juga merasa tidak bisa move on? Kalau iya, sama. Buat kalian yang belum nonton. Buruan nonton. Tak ada salahnya.
Trigger ini memang mengambil tema yang tak biasa. Bagaimana jika terjadi senapan pistol beredar di masyarakat Korea. Tapi bukan drama korea namanya, kalau ujug-ujug senapan sudah tersebar. Ada prosesnya. Ada ceritanya.
Aku tidak akan spill ya. Biar kalian tetap menonton dan merasakan feel-nya. Awalnya aku menonton karena ada Kim Nam Gil dan tentu saja Kim Young Kwang. Jujur, senang banget Kim Young Kwang sekarang makin banyak yang notice. Dulu orang pasti nanya, “Siapa sih?”. Atau mereka tidak kenal. Padahal sebagai aktor, dia cukup bagus mendelivered pesan dari karakter tokoh yang dibangun.
Hal pertama yang relate di Trigger
Dalam drakor ini ada tiga yang kurasa cukup relate dengan diriku sebagai pribadi dan ibu. Sebagai pribadi. Aku jujur menganut pakem yang ada dalam PPKN/PMP/KEN/KEWARGANEGARAN. Bukankah itu pelajaran sejak duduk bangku sekolah dasar? Maka memang benar. Kalau ada yang tidak sejalan dengan pakem. Akan ada keresahan. Dulu sih masih menahan diri. Tapi terkadang aku sampaikan. Nah ini di sini letak perbedaannya dengan salah satu karakter yang ada. Aku bisa menyampaikan keberatanku. Aku bisa menyampaikan pendapat dengan baik. Sementara tokoh tersebut tidak. Ini yang pada akhirnya menjadi TRIGGER atas apa yang dilakukan tokoh tersebut kedepannya. Kalau ingin lebih memahami apa yang dimaksud. Silakan tonton sendiri ya.
Hal kedua yang relate di Trigger
Lalu cerita kedua lainnya apa? Ini tentang diri sebagai seorang ibu. Tentu ibu yang sayang dan peduli pada anaknya. Apalagi anaknya terbilang lurus dan baik. Tentu baginya akan ada perasaan tidak terima bila anaknya diperlakukan dengan buruk. Intinya sih begitu. Amit-amit jabang bayi. Di sini anaknya meninggal.
Ibu ini lantas menuntut keadilan. Dia tak pernah lelah untuk menyuarakan keinginannya. Keadilan dan kata maaf dari pihak yang sudah membunuh anaknya.
Iya, seorang ibu akan menuntut permintaan maaf dari pelaku. Aku sendiri pun akan melakukan hal yang sama. Meski ceritanya mungkin berbeda. Semakin pelaku tidak minta maaf dan makin menjadi. Semakin aku akan membuat pelaku menyesal dan kena mental. Bisa jadi orang itu takut atau apa. Padahal kalau minta maaf bisa jadi akan berbeda cerita meski tidak akan pernah sama lagi. Apalagi kalau ibu juga sudah baik dan tulus.
Hal ketiga yang relate di Trigger
Hal ketiga yang membuat seorang ibu akan bergidik adalah kondisi anaknya. Dia sudah berjuang demi kebahagiaan dan masa depan anaknya. Anaknya pun tahu itu. Dia pun berusaha berjalan di jalannya. Tapi ternyata ada begitu banyak orang di sekitar yang memperlakukannya dengan buruk. Sementara yang tahu justru diam saja.
Entah kenapa tiap ada adegan soal anak walau di drama korea feelnya seperti bergidik dan semakin mengencangkan doa untuk anak-anakku. Yang tadinya setiap detik dan helaan napas. Makin ke sini ribuan tiap detik.
Hal yang aku sukai di sini. Semakin banyak penonton drama korea baik perempuan dan pria. Mereka juga sampai mengatakan hal yang sama denganku. Bahwa, di setiap drama korea selalu ada pesan moralnya. Bisa kubilang di drama korea Trigger banyak pesan moralnya. Salah satunya, jangan pernah jadi PEMICU/TRIGGER untuk orang lain. Dampaknya sangat mengerikan. Aku dan kalian mungkin masih bisa mengendalikan diri dengan sangat baik. Bagaimana jika dengan orang lain yang justru memburuk kondisinya? Lalu mereka akhirnya membuat keputusan salah. Aku tidak mau jadi TRIGGER bagi orang lain. Yang aku heran adalah kok orang-orang yang jadi TRIGGER itu punya energi negatif darimana? Padahal hidup dengan baik dan tidak aneh-aneh tetap sama menyenangkan kok. Ga perlu berbuat buruk untuk terlihat menarik. Jangan bangga menyakiti orang hanya karena kamu belum atau pernah disakiti orang lain. Kamu sangat menyedihkan…..
drama korea, trigger, drama korea trigger, review drama korea, drakor,