Siapakah yang suka dengan ebook gratis? Saya yakin banyak banget peminatnya. Apalagi kalau ebook tersebut ternyata memiliki materi yang sedang kamu butuhkan. Misal kamu suka tentang bisnis digital menggunakan media sosial Instagram. Lantas ada yang membuatkan ebook dengan materi tersebut. Karena membutuhkan lantas kamu segera mengunduhnya tanpa pikir panjang.
Adakah yang menyadari sesuatu dibalik penawaran ebook gratis ini? Jujur ini sangat menggelitik saya beberapa waktu ini. Penawaran gratis tentang ebook ini memang merupakan salah satu taktik dari pemilik akun agar bisa mendapatkan data. Biasanya ini berhubungan dengan email marketing. Nantinya, mereka yang sudah mengunduh ebook tersebut akan dikirim email. Email ini nantinya akan berisi tentang edukasi plus penjualan terselubung. Biasanya mereka yang melakukan email marketing ini menggunakan copywriting dan storytelling. Sehingga orang yang menjadi target tidak merasa sedang diberikan penawaran lagi dan lagi.
Saya sebenarnya tidak mempermasalahkan teknik pemasaran ini. Saya sendiri kadang melakukan penawaran melalui ebook yang saya berikan secara gratis. Masalahnya adalah tidak semua yang memberikan penawaran ini berlaku secukupnya. Saya memikirkan mereka yang awam dan mengunduhnya tanpa berpikir terlebih dahulu. Biasanya karena gratis sehingga tidak memikirkan hal lainnya.
Tetapi beneran gratis ga sih? Yakin? Yuk kita coba gali dulu.
Beberapa waktu lalu, saya menemukan penawaran ebook yang sepertinya memberikan value. Plus saya pikir wah bagus ini. Saya kemudian mengunduhnya karena tampilan penawarannya yang menggunakan gambar buku seolah isinya begitu tebal. Karena biasanya ebook mau gratis atau tidak memiliki halaman sampai 10 saja. Ini kebanyakan ya. Bukan berarti semuanya. Bahkan ada yang 3 lembar. Ya, maklum saja gratis.
Nah, lucunya ebook itu hanya bertuliskan beberapa kalimat saja disertai link. Sudah. Begitu saja. Jadi kita kalau mau melihat contohnya harus klik link tersebut. Tanpa ada pembahasan tertentu.
Sah saja memang. Terserah pembuat ebook. Tapi saya rasa, janganlah begitu. Wah, bagus dong berarti penawarannya berhasil. Buat apa melakukan penawaran berhasil bila hasil yang dia lakukan tidak sesuai ekspektasi? Semacam clickbait jatuhnya.
Lalu saya juga pernah menemukan ebook yang katanya akan memberikan insight baru. Rupanya ketika saya klik hanya berisi 3 halaman saja. Isinya pun tak jauh dari apa yang saya ketahui. Karena terlalu basic banget. Mungkin ada orang yang belum mengetahuinya ya.
Kemudian yang terakhir akan saya berikan contohnya ya. Untuk mendapatkan ebook ini, kamu harus mengisi banyak kotak yang harus diisi. Mulai dari nama lengkap disertai title yang dimiliki. Pekerjaannya dibidang apa. Semua dilist. Kemudian email, no hape, kode pos, alamat, dll. Sangat banyak. Semacam sensus. Secara langsung kita ini dimintain data pribadi. Ini dilakukan oleh salah satu penerbit besar. Meski saya bisa mengakalinya tapi tetap saja tak elok. Karena pada dasarnya kalau ingin menjaring orang tidak perlu begitu. Data mahal, jenderal!
Penerbit ini secara tak langsung memang mendapatkan database. Hanya saja caranya sangat tidak elegan. Terlebih saat melihat ebooknya adalah keluaran lama. Saya lihat pun seperti teori dan hanya membahas dengan muatan yang sangat tidak memadai. Judulnya apa tetapi yang mengandung solusi terhadap masalah yang ada bisa dikatakan hanya 25% saja. Dengan pemilihan kata yang saya rasa awam tidak semuanya bisa memahami.
Idealnya sebuah ebook itu minimal ada 10 halaman lebih. Terutama bila itu adalah gratis. Berikan prolog, pembukaan, isi, penutup, kesimpulan, dan call to action sesuai dengan materi yang tertulis. Tawarkan bagaimana solusi memperbaiki masalah yang dihadapi oleh target. Berikan penjualan secukupnya.
Pergunakan paragraf selayaknya kamu sedang membuat buku meski itu gratis. Jangan lupa berikan diagram, tabel, cart, gambar pendukung. Sehingga lebih memberikan value. Memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tapi apa salahnya memberikan value? Sehingga mereka yang menjadi targetmu bisa merasakan bahwa yang kamu tawarkan adalah yang dibutuhkan. Mereka menganggap bahwa kamu adalah pakar dibidangnya.
Selain itu untuk mengunduh hanya perlu nama dan email. Sudah cukup. Tak perlu nomer hape, dll. Ini bukan sensus penduduk. Kasihan mereka harus mengisi begitu banyak dan ternyata ebook buatanmu ternyata tak sepadan. Kalau pun sepadan, sebaiknya tidak. Data yang diisi terlampau mahal demi ebookmu itu, Kasihan.
Saran saya kalau ada penawaran ebook dengan mengharuskan mengisi data. Tuliskan data yang tidak benar. Itu tidak akan terdeteksi kok. Terutama angka. Tidak akan ditolak. Karena itu akan masuk ke database mereka saja. Tulis angka acak dan tidak akan berpengaruh. Ingat, jangan mau memberikan data ke sembarang orang. Meski dia adalah penulis dengan banyak follower. Penerbit besar. Atau mereka yang memiliki usaha. Siapapun tak berhak mendapatkan datamu secara cuma-cuma. Itu bukan lagi gratis namanya.