Patah hati lagi, tapi tidak bisa melakukan apapun. Iya, ini yang aku rasakan beberapa hari ini. Dua puluh hari sudah, pengeboman yang dilakukan Israel ke Palestina sudah berlangsung.
Lelaki ini kehilangan keluarganya. Istri dan ketiga anaknya. Masih ada anak-anak lainnya. Mungkin dua anak.
Lelaki hebat yang bernama Wael Al Dahdouh ini adalah jurnalis (salah hormat) pemberani yang terus meliput apa yang terjadi di Palestina. Wajahnya tak asing bagi saya. Dia adalah salah satu koresponden Al Jazeera.
Dia begitu tabah. Tak terlihat terguncang seperti sudah lillahi ta Ala. Ya Allah. Dia menggendong anaknya yang paling kecil. Sementar anak yang selamat histeris.
Anak pertamanya bermimpi jadi jurnalis seperti ayahnya. Dia juga selalu membuat reportase keadaan Palestina menggunakan bahasa Inggris. Ada beberapa video karyanya. Tampil dalam video kenangan keluarga.
Apakah peristiwa pengeboman ini akan menghentikan langkahnya sebagai jurnalis koresponden Al Jazeera? Tentu saja tidak.
Dia kemudian tetap melaporkan kejadian berikutnya di televisi. Bahkan tayang juga video yang berisi kenangan dengan keluarganya. Menghadap di api unggun. Sedih? Pasti.
Jurnalis yang terlapor telah gugur di tanah Palestina ada 21 orang. Aku akan menambahkan jumlah update jurnalis yang gugur, nanti menemukan fakta terbaru.
Ah, jurnalis memang profesi impianku. Memang sangat berjasa apabila memegang hati nuraninya.