Taman Lampion Jogja- Piknik! Setiap orang butuh piknik. Termasuk saya. Kegiatan saya memang lebih banyak berada di rumah. Hal itu seringkali membuat jenuh.
Bagaimana tidak? Saya seperti terjebak pada rutinitas yang sama. Mengurus rumah tangga dan bekerja dari rumah.
Maka saat mama datang ke rumah, saya terbesit untuk mengajak bepergian. Jalan-jalan sore di sekitar Jogja. Entah kenapa yang terpikir adalah wisata
Taman Lampion Jogja yang ada di Monumen Jogja Kembali.
Mama memang belum pernah ke sana. Saya, suami dan anak pertama sudah pernah ke sana sekali. Saat anak pertama masih usia 1,5 tahun. Hiks, lama banget ya.
Tak heran saya menemukan banyak perbedaan di sana. Apa saja perbedaannya? Tentu saja area lampion yang lebih luas. Penataan dekat Monumen Jogja Kembali. Warung-warung dijadikan satu tempat dekat pintu masuk.
Taman Lampion Jogja Membunuh Kebosanan
Kami berangkat sore setelah maghrib. Kalau dari rumah, pastinya hampir satu jam. Jogja itu luas. Meski sama daerah Jogja saja bisa lama begitu.
Untuk masuk ke wahana Taman Pelangi Lampion ini, setiap pengunjung hanya dipungut Rp 15.000,00. Itu untuk dewasa ya. Kalau anak-anak separuh harga. Jadi total untuk masuk adalah Rp 60.000,00. Terdiri dari saya, suami, mama, anak-anak.
Awalnya kaya mahal juga ya. Sayang aja gitu. Cuma lihat lampion kan? Dasar emak irit. Masalahnya dulu saya dibayarin masuknya. Jadi tidak bayar tiket masuk.
Setelah itu saya masuk ke dalam. Kami disambut oleh lampion ukuran besar.
Perbedaan Taman Lampion dulu dan sekarang
Banyak yang berubah di taman ini. Sekarang di deket monumen dekat kolam sudah tidak ada kursi malas. Semua diganti dengan kursi seperti ketika Anda mengunjungi rumah makan. Tidak ada lagi warung makan di sisi kanan. Lagipula sepi.
Kami pun memutuskan naik ke atas dan mengikuti jalan saja. Sesekali kami mengambil gambar di beberapa sudut yang menarik. Duh kreatif banget deh. Lampionnya bisa dalam bentuk apa saja. Ada ikan, tugu, bunga, dll. Macem-macem deh.
Yang saya suka, kami pun bisa menikmati kunjungan ke taman pelangi. Kemudian saya berpikir bahwa tiket sebesar 15.ooo itu tadi murah meriah.
Coba bayangkan saja, segitu banyaknya lampu, berapa ya listriknya. Memang sih, kalau Rp 15.000,00 dikalikan minimal 100 orang saja, sudah balik modal sih kayanya hehehe.
Pada bagian tengah Anda bisa berfoto dengan lampion tokoh. Juga tersedia mobil sepeda yang jalan kalau dikayuh. Harga sewanya Rp 25.000,00 untuk sekali putar.
Ih sekali putar? Mahal ya. Eits tunggu dulu. Anda mungkin akan berubah pikiran. Belum juga seperempat putaran, sepertinya Anda akan terengah-engah. Sungguh tak mudah. Hiks….contohnya saya. Haha….
Jangan-jangan setelah itu muncul niat dari lubuk hati untuk berolahraga secara rutin. Tapi selang beberapa hari niat itu menguap sendirinya. Hahaha…..
Seingat saya, dulu bagian bawah dulu tidak seperti sekarang. Ada space yang dipergunakan untuk lampion juga. Bentuknya seperti taman bunga yang bermekaran di tanah. Belum lagi panggung untuk lampion berbentuk seperti tokoh kartun yang sedang melakukan pertunjukan musik.
LOVE Ala Drama Korea
Atau ini love yang sangat menyita perhatian pengunjung. Hari itu memang bukan weekend, tapi banyak sekali pengunjung yang datang.
Setelah selesai foto, kami pun menuju ke bagian atas taman. dekat dengan papan nama lampion. ada beberapa panggung. Tentunya becak mini. Ternyata pindah ke atas to. Dulu ada di sekitar Monumen Jogja Kembali yang berada di pinggir.
Mengingat kejadian saat mengayuh mobil kayuh, membuat saya urung juga. Lalu mengajak anak-anak pulang karena waktu menunjuk angkat sembilan.
Meski begitu, saya sempat juga foto bareng lampion tokoh satu ini…..
Tak terasa sama sekali ternyata. Menyenangkan juga berkunjung ke Taman Pelangi ini. Apakah saya akan datang kembali? Anak-anak saja sesampainya di rumah minta kapan-kapan ke sana lagi. Duh nak, nunggu ada rejeki dulu ya. Hahaha……
(Visited 130 times, 1 visits today)