0Love Sparks In Korea Jilbab Traveler
Hari ini saya menonton sebuah film yang belum tayang alias premier. Ada tiga kota yang mendapat kesempatan pertama untuk menyaksikannya. Salah satunya kota Jogja. Pada 15 Juni, saya mendapatkan undangan melalui Facebook. Saya langsung memutuskan akan pergi.
Hari ini saya menonton sebuah film yang belum tayang alias premier. Ada tiga kota yang mendapat kesempatan pertama untuk menyaksikannya. Salah satunya kota Jogja. Pada 15 Juni, saya mendapatkan undangan melalui Facebook. Saya langsung memutuskan akan pergi.
Jujur saja jauh sebelumnya, saya memang ingin sekali membeli novel Jilbab Traveler. Meminta pihak toko buku menyimpankan satu. Maklum karena loyal jadi saya mendapat jalur khusus. Hanya saja karena faktor lupa, akhirnya belum juga saya ambil.
Ada sesuatu yang membuat saya merasa bahwa undangan dari Facebook ini adalah pertanda bagus, cita-cita saya tercapai tak lama lagi. Mimpi saya agak keterlaluan dan tak tanggung-tanggung soalnya. Saya ini memang bercita-cita ingin ke Korea. Maunya karena pekerjaan dan bisa mengajak keluarga ikut serta atau kuliah di sana. Wallahu alam.
Minggu siang, saya menempuh perjalanan dari Solo ke Jogja. Naik kereta, dan sempat macet menuju Ambarukmo Plaza. Dan…. saya terpaksa terlambat. Lima belas menit. Sampai lantai atas, keringat sudah bercucuran dan harus mengatur napas yang tersengal-sengal. Ehm, kira-kira sudah lebai belum? Sedih tentu saja. Karena tidak bisa menikmati dari awal. Arggh….
Film ini menceritakan tentang Rania yang terlahir dari keluarga miskin, yang mengontrak rumah di pinggir rel kereta api. Tapi gadis itu dididik ayahnya untuk percaya pada impian, dan iya meyakininya.
Rania yang ketika remaja memutuskan untuk mengenakan jilbab, tidak menjadikan kemiskinan menjadi sebuah hambatan. Ia tumbuh sebagai gadis yang sukses, mejadi penulis yang terkenal dan sering diundang ke luar negeri. Kegiatan yang membuatnya diberi julukan The Jilbab Traveler.
Rania yang ketika remaja memutuskan untuk mengenakan jilbab, tidak menjadikan kemiskinan menjadi sebuah hambatan. Ia tumbuh sebagai gadis yang sukses, mejadi penulis yang terkenal dan sering diundang ke luar negeri. Kegiatan yang membuatnya diberi julukan The Jilbab Traveler.
Di usia muda Rania telah mencapai banyak hal, tapi ada satu yang mengganjal, ia belum mempunyai pendamping. Sedang kedua kakaknya sudah menikah.
“Pergilah ke Baluran, tempat ayah dan bundamu bertemu,” begitu pesan ayah.
“Sudahkah kau temukan apa yang kamu cari Rania?” tanya sang bunda sepulangnya dari sana.
Perjalanan ke Baluran menyisakan penyesalan hingga gadis itu memutuskannya menjadi perjalanan yang terakhir.
Akan tetapi perjalanan itu pula yang membawa pada sebuah dilema, antara Hyun Geun (Morgan Oey) dan (Giring Ganesha). Lalu yang manakah dipilih Rania (Bunga Citra Lestari), bersama orang yang mencinta atau dicintainya?
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata Asma Nadia.
Jujur, saya tidak mau spoiler ya. Walau dengan berat hati. Harapannya biar Anda datang ke bioskop dan turut menonton. Selain untuk mendukung film baik,tanpa “bumbu-bumbu”, tentu saja karena film ini sudah menarik pada dasarnya. Mbak Asma Nadia kok ya bisa aja ya, bikin film romantis tanpa “bumbu” yang biasa ada pada film umumnya. Terbukti tanpa itu pun, film ini bisa kita tonton tanpa meninggalkan esensinya.
Saya hanya mereview secara singkat, sebagai pertimbangan Anda yang ingin menonton film Lebaran ini. Terus terang, saya menyukai film ini. Kenapa? Karena saya seperti diingatkan kembali dan melecut semangat untuk meraih salah satu mimpi. Saya yakin, teman-teman banyak yang sudah mengetahui keinginan ini. Saya sendiri, meyakini akan terwujud.
Yakin sekali, Alloh akan membukakan pintu untuk menuju Korea. Ya, entah sebagai penulis, blogger atau pekerjaan lain yang berkaitan dan bisa mengajak serta keluarga ke sana. Seperti pekerjaan blogger yang sering dapat job, dan bisa membawa keluarga turut serta. Tentu tanpa jatuh cinta dengan pria Korea dong, kalau nanti sampai kesampaian. Suami mau dikemanain? Hahaha.
Sejak awal film ini memang langsung menyajikan keindahan. Cara pengambilan gambar pun apik. Pemandangan Kawah Ijen Baluran terpampang indah dan merupakan salah satu pemandangan terindah di dunia. Wow!
Inti film ini, menceritakan seorang Rania yang dilema menghadapi dua lelaki yang satu, Ilhan yang sudah lama berteman dan baik dengan keluarga, juga lelaki Korea Hyun Geun yang bertemu tanpa sengaja.
Tak melulu soal cinta saja yang ada dalam film ini. Bahkan Agus Ringgo bisa dengan fasihnya menjadi sosok Alvin, yang selalu bisa membuat suasana jadi mencair. Joke ringan pun bisa membuat kami semua tertawa. Perannya bermain di sini. Bukan tempelan.
Morgan semakin terlihat matang, dari pembawaan, penghayatan. Beberapa kali mampu akting, yang sukses membuat kami tertawa dan tersentuh. Ah sepertinya keunyuan (baca: cute) semasa di boy band sudah tidak terlihat lagi. Mungkin karena sudah waktunya dengan usia sekarang. Dia layak menjadi aktor yang patut diperhitungkan.
Soal pendalaman karakter dan chemisty, tak perlu diragukan lagi. Bunga Citra Lestari sangat piawai menghayati perannya sebagai Rania. Melihat kedatangan Rania di Korea juga membuat saya ikut terbawa perasaan. Maklum saya ingin bisa mendatangi negara itu.
Entah kenapa, saya merasa sosok Rania ada dalam diri saya, mulai mimpi bahkan gaya berbusananya. Saya memiliki beberapa long coat serupa.Pashmina. Apalagi ya? Ah lupakan yang ini. Hahaha
Akting Dewi Yull juga begitu meyakinkan sebagai seorang ibu yang seperti memiliki kontak batin dengan anaknya, Rania. Tak diungkapkan melalui kata, tapi bisa terasa hidup. Saya penikmatnya bisa larut. Khas drama Korea yang memang mengandalkan penghayatan peran tanpa harus diucapkan.
Bagi Anda penggemar drama Korea, pasti akan merasa tidak asing dengan salah satu pemeran ayah Jeong Hwa, tunangan Hyun Geun.
Ah lagi-lagi jangan bosan dengan kata “saya sebagai penggemar drama korea” tingkat akut, seperti melihat keseriusan penggarapan filmnya. Ya, seperti ciri khas drama korea yang tak pernah digarap setengah-setengah. Fashionnya juga okey.
Tentu ini bukan hal yang aneh, karena film ini merupakan kerja sama resmi dengan pemerintah Korea. Jadi wajar kalau melibatkan artis Korea juga. FYI, film ini akan diputar juga di kedua negara.
Soal pengambilan gambar pada film ini, cukup menyita perhatian, mampu membuat mata termanjakan dengan baik.
Ada adegan yang saya suka, ketika Ringgo yang berperan sebagai Alvin ternyata bekerja di kedutaan dan mengundang Rania yang seorang penulis, untuk pergi ke Korea. Ada secercah harapan bagi saya untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut.
Ada adegan yang saya suka, ketika Ringgo yang berperan sebagai Alvin ternyata bekerja di kedutaan dan mengundang Rania yang seorang penulis, untuk pergi ke Korea. Ada secercah harapan bagi saya untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut.
Favorit saya yang lainnya adalah adegan, dimana Hyun Geun memendam perasaan untuk bertemu dengan Rania dengan berbagai alasan, tapi selalu diingatkan Alvin, soal status dan posisi keduanya.
Kemudian Rania yang mengenakan Hanbook (baju tradisional khas Korea). Menurutnya baju tersebut sangat islami karena tertutup. Hyun Geun juga cukup menatap saja sudah bisa kita pahami. Khas drama Korea. Cara Hyun Geun mengingatkan soal Raina yang identik dengan Jilbab Traveler. Jilbab Traveler itu adalah jiwanya. Panggilan hatinya.
Anda juga akan menemukan banyak percakapan yang penuh makna yang dalam. Layak dijadikan quote.
• Tak penting kamera yang terpenting adalah gambarnya. Kurang lebih begitu. Kalimat tepatnya saya lupa. Nanti kalau menonton lagi, akan saya update ya artikel ini.
• Kamu adalah bintang di hatiku, faktanya begitu. Bukan dia.
• Justru sebaliknya aku jatuh cinta padamu, dan itu fajta
• Kamu mencuri mimpi-mimpiku dan aku suka.
• Tak penting kamera yang terpenting adalah gambarnya. Kurang lebih begitu. Kalimat tepatnya saya lupa. Nanti kalau menonton lagi, akan saya update ya artikel ini.
• Kamu adalah bintang di hatiku, faktanya begitu. Bukan dia.
• Justru sebaliknya aku jatuh cinta padamu, dan itu fajta
• Kamu mencuri mimpi-mimpiku dan aku suka.
Sebenarnya masih banyak adegan lainnya yang menjadi favorit, tapi takut akan menjadi spoiler. Mending langsung nonton saja ke bioskop besuk 5 Juli 2016. Serempak.
Saya merekomendasikan film ini untuk Anda, kenapa? Selain tanpa
adegan pegang tangan, peluk dan cium, sebuah film bisa tersajikan dengan apik. Lolos sensor. Kemudian, film ini bisa ditonton dengan keluarga. Loh, kan ada percintaan? Percintaannya juga soft banget. Sebenarnya kita bisa masuk ke dalam mimpi.
Saya sendiri mungkin akan menonton kembali bersama anak-anak. Mengapa? Karena mereka sudah mengetahui impian saya pergi ke Korea, dan mereka juga bilang, Ami aku bisa ikut ke sana?
Jadi dengan film ini, saya ingin mereka juga semakin terlecut keinginannya untuk ke sana. Setelah film berakhir, Anda bisa berdiskusi bersama anak.
Sepulang dari bioskop, saya pun semakin bersemangat untuk segera menyelesaikan Make You Mine, novel online saya yang bersetting Korea. Alhamdulillah sudah memiliki banyak pembaca loyal di situs novel online. Paling cepat dan banyak yang memasukkan dalam reading list mereka. Saya juga merasa bahwa novel itu bisa membawa ke Korea. Entah bagaimana caranya.
Jadi terima kasih Mbak Asma Nadia, telah membuat saya terlecut setelah menonton film ini. Saya tunggu film-film berikutnya.:)
Love Sparks in Korea
Salut untuk mbak Asma Nadia, aktris, aktor, tim dan seluruh pihak yang mendukung, sudah bekerja keras, yang menurut saya termasuk super karena bisa membuat sebuah film romantis tetap hidup tanpa bumbu-bumbu yang biasa terjadi pada film Indonesia kebanyakan.
(Visited 94 times, 1 visits today)