Saya beberapa waktu ini baru menyadari sesuatu. Ketika saya mendapatkan kesempatan menjadi mentor. Terkejut karena tidak menduga sama sekali. Saat itu ada yang tanya siapa yang bekerja dari rumah dengan bidang tulis menulis. Waktu itu saya mengira akan ada tawaran menulis artikel atau sejenisnya.
Saat itu saya sampaikan latar belakang. Termasuk menjadi salah satu TOP STARTUP Dilo Jogja. Untuk memvalidkan personal branding saya. Uhuk….
Waktu berlalu, beberapa hari kemudian. Saya dihubungi untuk bertanya apakah saya bersedia untuk menjadi salah satu tim mereka di Jogja.
Saya mengatakan iya. Dan perwakilannya mengirimkan email yang menawarkan saya sebagai mentor.
Nantinya mentor ini akan dipilih yang menjadi mentor utama. Alhamdulillah setelah mengirimkan CV dan kesediaan saya menjadi mentor.
Saya pun mengikuti pelatihan untuk menyamakan persepsi dan eksekusi lapangan nanti seperti apa. Saya bersyukur karena ini di bawah lembaga bonafide dan international. Saya bangga sekali. Serius. Apalagi berhubungan dengan sosial. Yang menjadi salah sath ketertarikan saya selama ini.
Alhamdulillah setelah presentasi separuh, saya terpilih menjadi salah satu mentor utama yang akan mengajar di depan. Senangnya bukan main. Terima kasih untuk kesempatannya.
Lantas apa hubungannya dengan afirmasi saya? Jadi entah kenapa tetiba saya memikirkan sesuatu dan teringat bahwa beberapa hari dalam sebulan dua bulan terakhir saya memang ingin mengajar kembali. Saya ingin berbagi.
Saya juga bercerita ke banyak orang. Ke siapa pun. Saya juga tanya apakah ada universitas atau sekolah yang memiliki mata kuliah atau pelajaran tentang marketing atau kewirausahaan, membutuhkan pengajar dari luar atau tidak.
Semacam itu.
Hampir tiap hari. Itu kenapa saya, kesempatan kemarin itu memang di luar dugaan saya. Saya senang, bahagia dan surprise.
Itulah yang saya maksud dengan afirmasi. Jujur saja awalnya saya tak menyangka bahwa itu termasuk dalam afirmasi. Saya melakukannya begitu saja. Saya juga melakukannya sejak kecil.
Saya menemukan kata afirmasi ketika mencari istilah apa yang tepat untuk menterjemahkan apa yang saya lakukan dan alami. Saya menemukan afirmasi sebagai perwakilan yang tepat. Kata ini sebenarnya cukup familiar tetapi tidak mengetahui dengan jelas bahwa cara afirmasi itu seperti yang saya lakukan.
Lalu saya kembali teringat momen-momen sebelumnya. Apalagi kalau mimpi-mimpi yang ingin saya lakukan. Ingatan saya juga terbang ke masa dimana saya juga mendapat kesempatan lain untuk bisa coding.
Saya ingin belajar coding. Tetapi saya terganjal dengan biaya untuk belajar yang hingga ratusan ribu. Buat saya itu nominal yang besar. Lebih baik untuk anak-anak dulu sehari-hari.
Kemudian datang kesempatan untuk saya belajar. Saya lupa dapat tawaran ini dari siapa. Tapi bukan dari grup yang saya ikuti. Akhirnya saya mendaftarkan diri tanpa harapan muluk. Acara itu diadakan oleh Bekraf. Free!
Saya pun lolos karena dihubungi. Ga tahu juga sih. Kemudian saya ikut belajar koding. Namanya adalah Coding Mum. Sekarang setiap saya kemana-mana. Seringkali pihak penyelenggara mengatakan bahwa saya lulusan Coding Mom. Iya sih. Hahaha…. ada yang nyeletuk ini adalah duta Coding Mum sambil tertawa. Saat itu saya mengikuti kompetisi startup. Dan menang! Jadi salah satu juara TOP STARTUP LOCAL COMPETITIVENESS DILO Telkom JOGJA 2017.
Masih banyak lagi lainnya. Intinya semua itu saya ceritakan ke banyak orang. Saya juga sering berimajinasi sedang melakukan mimpi itu. Saya mencaru informasi tentang bagaimana caranya. Saya belajar, mengamati dan masih banyak lagi lainnya yang berhubungan dengan minat.
Semua berawal di situ. Dan boom! Alloh memberikan jalan. Oia diundang menjadi Temu Blogger Kesehatan kemarin berawal dari link yang diberi sahabat saya yang sangat baik. Saya memang sedang berada di kondisi tersulit dan titik terendah. Alhamdulillah saya memiliki sahabat-sahabat yang membantu saya. Semoga kebaikan hati mereka diberi balasan kesehatan, umur panjang dan rejeki berlimpah ruah. Amin.
Nah dari sini saya bisa bertemu dengan pengampu kewenangan di Kemenkes. Ini melegakan. Soal anak-anak penyandang HIV karena sempat disinggung bahwa Kemenkes akan mengadakan acara di salah satu kota di Indonesia tepat di hari HIV.
Saya pun mengejar ibu yang usai mengatakan itu di depan. Dan sedang menuju kamarnya. Saya sampaikan keresahan saya. Nanti akan saya ceritakan dalam satu postingan blog lainnya ya. Nah yang saya surprise beliau menyampaikan kepada bapak yang mengampu kewenangan.
Akhirnya saya bisa menyampaikan hal itu kepada beliau. Beliau tidak menjanjikan apa pun. Hanya berupaya untuk menyampaikannya di internal. Semoga ya.
Saat itu saya merasa Allah memberikan jalan. Karena dulu saya bingung. Saya bicara juga dengan mbak Wardah menyampaikan terima kasih karena tanpa acara ini saya juga tak akan pernah bisa menyampaikan ini dengan tepat. Eh dia malah ingin support. Ini akan saya ceritakan di blog ya.
Jadi, ternyata apa yang saya lakukan di atas adalah suatu bentuk afirmasi. Ya. Apa yang saya inginkan berawal dari keinginan dan mimpi. Tak hanya dua atau tiga di atas. Sebenarnya banyak sekali. Dan itu menyenangkan sekali. Ketika sadar. Apa yang saya lakukan adalah menceritakan itu kemana-mana. Bertanya apakah ada kesempatan. Atau malah saya ditawari dan masih banyak lagi yang lainnya yang sudah saya bongkar di tengah cerita ini.
Semoga ini bermanfaat ya. Jangan pernah berhenti bermimpi. Meski umur sudah menua. Tetaplah bermimpi. Saat itu tercapai semua terasa menyenangkan.
Satu hal yang membuat saya merasa semangat mengingat hal ini adalah saya yakin bisa pergi ke Korea ke sana bersama keluarga. Free dan dibiayai. Saya bisa melihat langsung drama Korea sedang dibuat. Siapa tahu mengingat dari kemarin yang menawari saya lembaga bonafide semua. Juga oia Google menawari saya menjadi trainer semua. Saya berharap juga sama dengan mimpi saya ke Korea nanti. Saya akan share ke blog, media sosial, youtube dan buku, cerita saya nanti di Korea. Terutama bersama keluarga. Amin.