Saya tahu tidak semua orang bisa membangun personal branding. Tetapi ada juga yang tidak menyadari bahwa dia berhasil membangun personal branding. Contohnya saya sendiri.
Masalah saat membangun personal branding
Bagaimana tidak? Saya saat itu sedang kebingungan ingin membuat konten apa. Mau tema apa. Mau membahas apa. Dan masih banyak pertanyaan lainnya di benak saya.
Tapi akhirnya saya memutuskan untuk mulai aja dulu. Saya mulai dengan membuat konten di media sosial. Oia, untuk blog sendiri sudah saya buat jauh sebelumnya ya.
Saya mulai memposting konten yang bisa jadi random. Hanya saja ada benang merahnya. Lama kelamaan semuanya mulai mengerucut dengan sendirinya. Hingga akhirnya akun saya mulai dilirik. Banyak yang ingin dibuatkan konten dengan cara dan gaya sama. Kebetulan desain dan tema konten saya saat itu memang tidak sama. Perpaduan gold dan pink yang cantik dan manis tapi terasa kaya.
Tak berapa lama saya juga ditawari untuk mengisi kelas offline atau workshop. Bahkan makin meluas. Karena usaha saya saat itu makin laris. Makin banyak yang meminta saya untuk mengajari bagaimana membuat copywriting dan cara berbisnis di media sosial.
Saya rasa kamu juga bisa mengambil spirit itu. Bisa dengan mencontoh apa yang saya lakukan tetapi tentu saja disesuaikan dengan bisnis yang sedang dijalankan.
Jujur saat itu saya tak menyadari bahwa yang saya lakukan itu termasuk personal branding. Bahwa saya telah membangun personal branding. Itu bukan saya rencanakan.
Kesulitan dalam membangun personal branding:
Setelah saya mengadakan kelas online. Ada beberapa hal yang sadari bahwa mereka yang mengikuti kelas online tidak tahu soal target audience yang disasar.
Jadi, pada akhirnya kontennya pun random dan tanpa ada benang merah. Sehingga hasilnya mentok di jalan. Tidak ada kemajuan yang cukup berarti.
Padahal target audience itu sangat penting dan cukup vital lho. Karena konten tidak akan berjalan kemana-mana. Tidak bisa ditemukan audience yang tepat. Meski ya bisa saja terjadi. Hanya saja peluangnya tidak besar.
Solusi agar bisa membangun personal branding dengan tepat
Nah, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan di sini. Seperti niche dan audiens yang spesifik. Sehingga nanti bisa tepat sasaran.
Kamu bisa mengindentifikasi dulu niche apa yang ingin diambil. Misal parenting. Mau parenting seperti apa? Siapa yang mau disasar.
Contoh:
Parenting untuk mengasuh anak usia 0-2 tahun. Nanti ini bisa berkembang sejalan anak yang terus bertambah usianya.
Menyasar ibu muda usia 20-an tinggal di sebuah kota kecil atau besar. Bekerja dari rumah. Mengurus anak sendiri. Dan bisa kamu tambah lagi.
Nah, niche sudah mengerucut dan target audiens sudah tepat sasaran.
Sekarang cobalah untuk menyesuaikan dengan akunmu sendiri ya. Tetapi kalau kamu ingin langsung diajarin bagaimana memulai dan memilih niche. Kamu bisa ikut kelasku. Kelas ini sudah diadakan sejak 2015.
Setelah kamu sudah menemukan cara membangun personal brandingmu. Maka maksimalkan media sosialmu untuk mendapatkan kredibilitas dan peluang menarik hingga pendapatan dari sana.