Luka. Akan kuarahkan dimana letak luka itu. Ini, disini. Menganga jauh lebih lebar dan dalam. Berapa waktu telah kuhabiskan untuk menyembuhkannya. Namun kali ini, justru semakin luka itu semakin tak terkendali. Harusnya kamu paham itu. Aku berjuang meyakinkan diri, dengan melepas bayang-bayang ketakutanku. Berjuang melupakan mantan kekasihku saja butuh bertahun-tahun, melupakan lelaki bejat yang katanya ayahku saja sudah tak keruan. Aku melewatkan demikian banyak lelaki yang jauh lebih tampan, lebih kaya, lebih baik, dan sangat baik memperlakukanku. Mereka juga sangat taat beragama, tidak sepertimu. Aku pikir, bahwa kamu berbeda, sangat berbeda. Aku pikir kamu akan mencintaku, dan akan memperlakukanku dengan baik. Aku salah sangat salah.Aku akan mengingat hari ini. Dimana kamu melukaiku. Mencaciku dengan kata BAJINGAN. Ya, aku ini adalah BAJINGAN. Semua meluncur dari mulutmu. Mereka, itu kata jamak, berarti banyak. Sementara kamu mengabaikanku. Wanita mana yang tak akan luka melihat, bahkan bisa mencerna dengan baik. Kamu yang aku percaya, menuduhku, kamu tak leluasa. Kamu salah…Aku mempercayaimu, ku membebaskanmu, apa pun yang kamu lakukan. Apa kamu tak ingat? Apa kamu memang tak tahu? Aku tak pernah bertanya, mencecar tiap detik untuk tahu. Asal kamu sudah mengatakan, aku sudah percaya. Atau kamu telah berbohong ketika itu?Setelah semua yang terjadi, apa bisa hanya dengan kata MAAF? Dengan mudahnya setelah mencaciku, memukulku, kamu bilang minta maaf kepadaku. Kamu gila?
Kamu tak pernah memujiku, bahkan ketika aku bertanya atau mengatakannya. Kamu, justru mengatakan itu ke wanita-wanita lain. Kamu justru mencacatku. Apa saja. Coba saja letakkan kamu berada di posisiku, tentu kamu akan memahami. Coba kalau itu aku, pasti kamu akan marah, aku ingat jelas. Kondisinya berbeda, aku tak menanggapi mereka. Tidak seperti kamu, yang saling membalas pujian, selalu memperhatikan status, mengomentari, dll. Sementara kamu seolah tak menganggap keberadaanku. Sama sekali. Aku wanita yang bisa saja menikah dengan lelaki mana saja yang sangat mencintaku, kaya raya, bermasa depan cerah, yang mengejar-ngejarku, bahkan ketika aku sudah denganmu. Tetap mau menunggu, padahal aku tak pernah meminta atau tahu itu. Bagaimana denganmu? Kamu justru menyia-nyiakanku. Kamu justru tidak bersyukur dengan wanita yang bisa menerimamu apa adanya. Yang mau hidup susah. Yang mau denganmu. Coba pikir, bagaimana dengan wanita-wanita yang kau bilang cantik. Aku tidak yakin mereka mau. Mereka tentu memilih lelaki kaya. Yang mampu memberikan mereka harta. Kamu telah salah besar. Sekarang aku terluka. Kamu, aku salah mengira tentangmu. Aku pikir hidup dengan lelaki yang belum punya apa-apa, dan memulai kesuksesan bersama, akan membuatku bahagia. Ternyata tidak. Kamu telah menyalahgunakan kepercayaanku.
Luka Itu Disini
(Visited 27 times, 1 visits today)
Semoga lukanya cepat sembuh yah 😉
Kunjungan pertama nih…
Agak sedih ya bacanya.
Btw, nice post!
http://www.rdsronny.com