Sudah beberapa kali saya dan keluarga pindah rumah. Iya menjadi kontraktor. Saya pernah dibilang saudara, kaya kucing aja pindahan terus. Sakit hati? Ah gimana lagi? Memang kenyataannya memang begitu. Saya mau bilang apa? Makanya beliin dong? Memang dia mampu dan mau belikan? Belum tentu. Karena lidah itu tak bertulang yang bisa ngomong sekenanya.
Ah biasa! Saya sudah sering pindah rumah juga kan dari kecil? Pindah ke kota bahkan propinsi lain meski memiliki rumah sendiri di Solo. Rumah yang akan selalu ada.
Ketika menikah saya pernah beberapa kali pindah tempat tinggal. Pertama kali pindah saya seneng banget. Kenapa karena saya bisa agak jauh dengan seseorang yang membuat makan hati. Saya harus menahan diri, dll. Dan mungkin suami juga bisa berpikir begitu. Karena dia bukan tipe yang bisa membela kan walau benar?
Alasan kedua karena saya dan suami suka remuk badannya menempuh perjalanan dari rumah ke area tengah kota. Sementara pekerjaan banyak pertemuan ke kota. Kemudian pindah ke tengah kota yang mau kemana saja dekat. Ah banyak banget deh. Akan habis ribuan kata.
Nah dari sekian pengalaman menjadi kontraktor itu ada beberapa yang membuat saya menulis artikel ini. Untuk sharing ke teman-teman yang ingin mengontrak dan membeli rumah ya. Karena kami akhirnya memiliki rumah. Yei, alhamdulillah.
Langsung saja ya…..
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum kontrak atau beli rumah yaitu:
1. Lokasi. Iya betul. Walau itu berada di pinggiran. Tetap pastikan lokasi mudah dijangkau. Tidak terlalu rumit untuk ditemukan.
Kemudian posisi perumahan ada di dataran tinggi atau cenderung berada di bawah permukaan jalan.
2. Perhatikan perumahan tersebut berapa pintu keluar dan kondisinya seperti apa
Mengapa sih harus memperhatikan hal ini? Jadi saya ada pengalaman di rumah kontrakan. Saya pernah mengalami kebanjiran. Lumayan tinggi. Ini disebabkan kemiringan jalan masuk dari satu pintu itu. Jadi ketika hujan, air yang ada di atas mengalir masuk ke perumahan.
Hal ini makin lengkap ketika salah satu mesin penyedot air rusak. Jadi tidak bisa optimal dan mengurangi volume air yang makin meninggi.
Belum lagi kalau posisi perumahan itu sejajar dengan sawah. Sawah yang berada di bawah permukaan jalan. Sehingga ketika air menggenang dan meluap, membuat tembok pembatas jebol. Lengkap sudah!
3. Perhatikan keadaan pompa air apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Apakah kamar mandi tidak ada masalah?
4. Ventilasi udaranya apakah bagus atau tidak?
5. Lingkungannya kondusif dan aman atau tidak.
6. Perhatikan juga jendela dan pintu. Apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Bisakan Anda menutup rapat dan mengunci dengan baik?
7. Sebaiknya pilih yang tidak ada sumur dan kalau pun ada jangan yang terbuka. Apalagi punya anak yang masih kecil.
8. Pastikan lampu juga tidak bermasalah. Karena ada yang kena air hujan sudah tidak bisa diperbaiki kembali.
9. Foto dulu keadaannya. Jadi bila ada apa-apa, Anda bisa memberikan buktinya kepada si pemilik rumah mengenai kondisinya sejak awal.
10. Pastikan penghuni sebelumnya telah membersihkan rumah kontrakan tersebut. Karena bagaimanapun dia pernah menempatinya. Kalau tidak, ya tidak usah membersihkan karena biasanya penghuni kontrakan pergi gitu saja. Nyesek kalau kita sudah membersihkan rumah selanjutnya eh di rumah kontrakan baru, kotor. Kotornya sangat parah. Alasannya sibuk dan ga sempat. Ga sempat atau malas?
11. Pastikan garasi atau carpot sesuai dengan ukuran mobil yang kita punya (kalau punya).
Ada beberapa orang yang melupakan hal ini. Tidak peduli apakah ada garasi atau carpotnya. Saat tidak ada. Lantas menggunakan badan jalan. Tentu ini akan mengganggu lainnya. Apalagi kalau malah diparkir depan rumah tetangga. Tentu tetangga akan jengkel. Mengingat bisa jadi tamu yang akan berkunjung, akses masuk kendaraannya terhalang, dll.
Ada juga yang memiliki mobil yang begitu panjang sampai melebihi garasi atau carpot. Tentu ini akan membuat tetangga jadi tidak nyaman bila melewati rumah kita. Apalagi kalau itu perumahan satu pintu.
Ada juga yang sampai membuat garasi tambahan entah permanen atau tidak. Permanen berupa garasi tambahan yang makan badan jalan. Atau tidak permanen dengan memberikan kain tambahan. Tentu membuat perumahan terlihat tidak nyaman. Tentu ini akan mengganggu tetangga lain. Kita tak bisa menyamaratakan umur yang melakukan hal ini. Ada yang masih muda hingga dewasa bisa memiliki pemikiran yang pada akhirnya membuat tetangga lainnya tidak nyaman dan keberatan.
Jadi, alangkah baiknya pilih rumah yang garasi atau carpot yang muat dengan mobil kita ya.
Oke segitu dulu ya. Semoga bermanfaat. Hal di atas berdasar pengalaman.