Sekarang aku benar-benar bisa memahami ketika ada orang yang mengatakan bahwa dia ingin mati. Meski dia tahu benar mati adalah kesalahan fatal bagi makhluk hidup ciptaan Tuhan. Dia sebenarnya tidak ingin mati dalam sebenar-benarnya. Bisa jadi dia butuh pertolongan. Dia sedang menghadapi sesuatu yang telah menghancurkannya. Dan itu ternyata sudah bertahun lamanya terjadi. Belum lagi hal-hal lainnya. Lalu kejadian yang tak terduga yang jauh lebih fatal datang. Semuanya menjadi jauh lebih membuat dia berpikir, boleh ga dia mati? Apalagi ketika ada banyak yang tidak bisa memahami. Malah justru makin membuatnya berpikir lain. Ada yang justru malah mengatakan yang tidak-tidak. Sementara ada yang selalu melakukan yang sepatutnya.
Kalian tahu? Kekuatan yang dia percayai ada itu seperti menghilang. Sungguh sebuah kejahatan besar bagi orang-orang yang telah tahu tapi seolah tak tahu bahwa itu sesuatu yang fatal. Hanya demi kesenangan. Itu kenapa Allah dan baginda nabi sendiri juga ternyata membencinya. Itu adalah sebuah dosa. Dosa besar. Secara agama, negara, dan karma juga tertera.
Dia sebenarnya sangat membutuhkan kekuatan yang dulu seperti dia miliki. Bahkan sejak dia belum lahir saja sudah tertempa dengan segala hal. Dia sudah ditakdirkan untuk menjalani hidupnya. Dan dia hidup dengan sangat baik.
Dia menerima semua yang terjadi. Dia tidak pernah sedih meski banyak hal yang tak sesuai. Menerima ketika diperlakukan dengan tidak baik oleh segelintir orang dan tetap baik-baik saja. Dia menjaga dirinya dengan sangat baik. Dia menjalani hidupnya dengan sangat baik. Bahkan dalam keadaan apapun semua terasa ringan. Hingga ada kejadian yang tak pernah dia duga. Tak pernah terpikirkan kalau akan mengalami hal itu. Hal yang tak hanya menyakiti dirinya. Tapi dia dan sekelilingnya.
Lantas dia juga terbersit pikiran untuk apa melakukan hal baik bila ini semua yang didapatkan. Lantas dia bersujud. Memohon ampun pada Allah. Sholat lima waktu dan berdoa. Dia juga sujud di tengah malam. Bersujud. Berdzikir. Dia merasa tenang. Dia mengaji. Tak sekali pun dia meninggalkannya. Dia selalu bilang ini qadarullah. Tapi tetap saja itu sebuah kesengajaan.
Semua terasa berat dan melelahkan ketika dia mengalami itu. Padahal dulu sesulit apapun. Dia tak pernah ambil pusing. Dia selalu menemukan solusi. Tapi kali ini semua ingatan kembali. Ternyata berat banget ya hidup ini. Tapi dulu dia bisa mengabaikan. Semua dia bisa hadapi. Dia terkenal kuat, bersemangat tinggi, positive vibes, ceria, lucu, dan menyenangkan. Dia terkenal lembut tapi garang ketika ada yang tidak pada tempatnya. Itu setelah sekian kali. Baru dia bertindak. Dia juga selalu ada buat teman-temannya. Dia selalu jadi terdepan ketika ibunya menangis. Bahkan saat dia tak ada semua orang yang kenal dan baru mengenalnya mencarinya karena ada yang hilang bila dia tidak ada. Dia dilindungi teman-temannya. Bahkan temannya yang dikenal biang onar saja menyayangi dan melindunginya. Menjaganya.
Kali ini dia sesekali menangis sendiri. Tak kenal waktu. Kadang dini hari, pagi, siang, sore, atau malam. Sesuatu yang berbeda. Dahulu dia sangat ceria. Dia mudah tersenyum dan tertawa. Tetapi beberapa waktu terakhir. Sudah bertahun-tahun dia kehilangan tawanya Padahal semua orang mengatakan dia adalah orang yang bahagia. Terbukti dari parasnya yang masih terlihat segar dan cantik. Kata mereka.
Dulu terasa ringan. Dia juga menulis kalimat-kalimat penyemangat untuk dirinya agar selalu kuat. Hingga banyak yang menyukainya. Dan mereka memesan kalimat yang sama. Mereka mengatakan terbantu dengan postingan itu. Dia bahagia bila mereka menyukai kalimat penyemangatnya. Padahal sebenarnya itu untuk memberi semangat untuk dirinya sendiri.
Meski sudah banyak yang mendekat dan membuka diri. Memberi ruang untuknya bercerita kapan pun dan dimana pun. Dia masih merasa kosong. Dia terus berdzikir. Dia tetap merasa hampa. Dia kesulitan. Tapi tak tahu untuk bercerita karena tak mau membuat siapa pun repot. Dia tak mau orang lain menjadi berat karena keberadaannya.
Kalian tahu tidak? Dia seringkali bilang kalau saja dia tak lahir. Ibunya pasti bahagia dan punya kehidupan yang baik. Andai ibunya tak menikah dengan seseorang yang dinamakan ayah kandung, tentu tak akan membuatnya lahir. Sehingga ibunya akan hidup lebih baik. Karena dia menjadi beban untuk ibunya. Meski ibunya tak pernah mengatakannya.
Dia merasa sangat bersyukur karena ibunya tak membuang. Tak menitipkan ke panti asuhan. Tak memberikan ke neneknya untuk diasuh selamanya. Tidak. Untuk itu dia membalas kebaikan ibunya dengan ribuan doa untuk ibunya. Dia bersikap baik. Hidup dengan baik. Menjaga diri. Melakukan hal baik. Karena Allah juga baik. Sangat baik. Lebih baik dari apa pun di dunia ini.
Bohong kalau dia bilang sedang baik-baik saja. Kenyataannya tidak. Dia merasa bersalah dengan anak-anaknya. Hal yang tak disukainya kalau ada apa-apa dengan anaknya. Kekuatannya dan ingatan selalu pada anak. Hidupnya untuk anak. Bahkan ketika mau melahirkan selalu menitipkan anak-anak ke neneknya. Karena entah kenap berpikir kalau seorang ayah pasti bisa saja menikah lagi. Kasihan anak-anak. Iya dia dulu entah kenapa terpikirkan hal itu.
Lalu dengan semua yang telah dia jalani itu. Ternyata ini yang dia dapatkan. Jujur itu tak adil. Dia tak bertanya letak kesalahan atau error dimana. Karena sepanjang ingatannya dia sudah melakukan hal terbaik yang bisa dia lakukan. Dia on track. Apapun yang dia lakukan lurus. Bahkan orang disekitarnya juga mengatakan hal sama. Bahkan seharunya dia mendapatkan hal yang lebih dari yang dia bayangkan.
Sebenarnya sungguh dia tak benar-benar ingin mati. Dia tak sungguh ingin mati. Bekalnya belumlah cukup. Anak juga masih terlampau kecil. Tapi semua mimpi indahnya seperti sudah terbakar jauh sebelum itu. Kata orang dia sangat dicintai banyak orang. Banyak yang ingin menjadikan istri, menantu, dan ipar. Bahkan kerabat. Dia dilimpahi begitu banyak cinta meski sudah memiliki anak. Tetapi dia sama sekali tak tergoda. Meski mereka tetap mendekat mengambil hati bahkan tak masalah dengan keberadaan anak. Bukan karena tidak laku. Justru dia sangat laris tapi tetap tak mau menerima siapa pun. Bahkan yang mendekat sejak dulu justru bergelimang harta, punya masa depan cerah, pekerjaan atau kariri sangat mapan, taat ibadah, tidak merokok, orang baik-baik, berperilaku dan punya adab yang sangat baik, keluarga baik-baik dan sayang juga dengan dia. Semua sangat menyayanginya. Memperlakukannya dengan baik. Tapi dia tak pernah tergoda. Jangan salah, meski dia terlihat biasa aja. Padahal tanpa disadari siapa pun bahkan yang terdekat. Dia banyak yang menginginkannya jadi milik mereka.
Ya, dunia memang aneh. Jujur, dia tak pernah benar-benar ingin mati. Membayangkan kematian saja sudah cukup menakutkan. Takut dimarahi Allah. Allah pasti akan berkata, “Kamu kenapa? Hidupmu selama ini Aku lindungi. Aku justru memberi tahu sesuatu yang tak berjalan sepatutnya. Kamu Kuberi anak-anak yang baik. Semua kebaikan yang bisa saja ingin dimiliki banyak orang….”
“Kamu juga pintar, jenius, hebat, loveable, positive vibes, tidak pernah mencoba hal yang dilarang agama. Tak pernah sekali pun mencicipi hal yang dilarang. Selalu on track. Kamu pandai cari duit. Kamu cantik dan manis dalam satu paket. Kamu ramah, baik, lembut, menyenangkan, tulus, suka berbagi, dll.”
Tapi untuk apa semua itu sekarang?
Sungguh, dia tak mau menarik perhatian. Tapi dia bingung bercerita. Dia tak tahu lagi. Jangan tanya bagaimana sholatnya, mengajinya, dzikir, dll. Dia melakukan dengan sangat rajin. Dia sendiri mengajari anaknya mengaji dan sholat. Mereka semua tumbuh dengan sangat baik. Dan sangat dikenal dengan baik sebagai pribadi bermartabat. Iya mereka anak yang sangat hebat. Anak yang akan selalu ada di hatinya. Selamanya….
Sekarang segalanya terasa berwarna hitam. Tak lagi merah muda. Dia sekarang berubah skeptis atas beberapa hal….. Tak lagi sama….
Ketika seseorang mengatakan ini, sebenarnya tak benar-benar ingin mati. Dia tahu bahwa masih ada yang menjadi pegangannya. Dia tak mau meninggalkan orang terkasih dalam hidupnya. Orang ini adalah yang akan menyelamatkan dirinya saat ini tapi belum bisa diajak berbicara.
Tolong maafkan dia dan orang yang bilang dia ingin mati. Maafkan dia. Tolong pahami. Kalau dia juga tak benar-benar tak ingin mati.
Semoga kalian semua hidup dengan sangat baik ya dan selalu bahagia…..