Ika Mitayani

Berbagi Tentang Parenting dan Konten Instagram

Menu
  • Hubungi Saya
  • Parenting
  • Bisnis Online
  • Blog
  • Bekerja Dari RUMAH
  • Keluarga
  • Kegiatan Keluarga
  • Kehamilan
  • Motivasi Diri
  • Review
  • Sponsor Review Post
  • Drama Korea
  • Free Download
  • Buku
Menu

Ini Alasan Saya Berterima Kasih dengan Covid-19 dan Tidak Ajarkan Anak Cium Tangan (Bukan Tolok Ukur Kesopanan)

Posted on Januari 15, 2022Januari 15, 2022 by makmit

Beberapa bulan yang lalu saat kita harus STAY HOME STAY SAFE. Lagi diam memandang anak-anak. Ternyata saya termasuk orang visioner ya. Dan TERIMA KASIH CORONA (COVID-19). Karena sekarang orang jadi mahfum atas apa yang saya lakukan dan ajarkan pada anak.

Kebiasaan yang saya ajarkan sebelum Covid-19 ternyata berguna dan digaungkan sekarang ini

Mungkin dulu orang-orang suka merasa aneh dengan saya. Kenapa? Saya membiasakan mereka mandi usai pulang sekolah. Pernah saya bahas di status-status facebook sebelumnya. Bahkan beberapa tahun ini saya membahas perihal ini.

Alasan anak mandi sepulang sekolah saat itu

Alasannya biar segar dan bersih. Sekolah dari pagi hingga siang tentu akan membuatnya lengket dengan keringat. Apalagi lapangan yang sangat luas itu. Sehingga kotoran akan menempel berikut keringat yang muncul.

Penampakan yang ada di tangan ketika dilihat melalui mikroskop

Ini Alasan Kenapa Tidak Mengajarkan Mereka Cium Tangan?

Saya membiasakan mereka untuk TIDAK CIUM TANGAN YANG TERKENAL DENGAN ISTILAH SALIM. Kenapa? Alasannya karena tangan adalah penyebar segala macam penyakit. Seringkali orang lupa HABIS UPIL, TIDAK CEBOK, TIDAK CUCI TANGAN setelah usai beraktivitas. Saya sering melihat sendiri orang yang mengupil dan tidak cuci tangan. Kemudian menyajikan hidangan. Atau langsung dicium tangannya. Belum lagi habis membersihkan kotoran tidak cuci tangan langsung memaksa salim. Dan masih banyak lagi lainnya.

Iklan tentang obat batuk, sabun seringkali kan menampilkan adegan kalau ada orang batuk memegang pegangan bus atau kereta. Kemudian ada orang yang memegang pegangan orang tersebut. Ada kemungkinan dia bisa tertular. Apalagi saat kondisi tidak sedang fit. Jangan abaikan ini.

Edukasi Rumah Sakit Tentang Cuci Tangan dan Alasannya

Gerakan Cuci Tangan Yang Sudah Lama Dikampanyekan

Dan kalau kita KE RUMAH SAKIT SELALU ADA GAMBAR EDUKASI CUCI TANGAN SETELAH PULANG DARI RUMAH SAKIT.

Saya sering melihatnya di berbagai tempat. Bahkan di ruang rawat inap sejak dulu kala dan beberapa spot yang mudah terlihat. Jauh sebelum Corona atau Covid-19 menyerang.

Bahkan kalau misal kita usap wajah dengan tangan kotor, bisa jerawat, dll.

Sayangnya sebagian (tidak semua) orang medis memaksa salim. Bahkan ada yang sampai memaksa anak saya salim sampai disentak (didorong). Tidak menghormati keputusan orang lain. Kalau ada apa-apa dengan anak, apakah mau bertanggung jawab? Wallahu alam…..

Saya keberatan soal salim ini. Karena bagi sebagian ini seperti gila hormat dan keharusan. Sebagai tolok ukur kesopanan. Padahal kurang sopan apa anak saya itu? Saya seringkali merasa ironis dengan orang yang anak atau cucunya saja tidak sopan. Berkata dan berperilaku kasar. tapi sanggup mengatakan pada anak orang lain yang sudah diakui siapa pun sopan santunnya. Bahwa SALIM atau CIUM TANGAN menunjukkan sopan santun dan pintar. Padahal anak atau cucunya sendiri ada yang memang cium tangan atau tidak dibiasakan. Egois itu namanya. Kalau saya sendiri jujur tidak menyukai ini. Silakan diingat kembali. Tradisi ini sebelumnya tidak pernah saya alami. Saat masih kecil. Hanya berjabat tangan. Tidak ada cium tangan.

Bahkan ada anak kuliahan baru menginjak semester 3, mengantar anak baru masuk kuliah ke rumahnya. Kulihat dia menyodorkan tangannya dan dicium sama anak ini.

Belum lagi pernah lihat anak kecil saja memaksa adeknya (tentu saja bukan anak saya) buat cium tangan bersyukur anakku sudah aku ajarin. Jadi anak selalu saya ajarkan untuk bersalaman biasa. Pernah saya kecolongan waktu ada teman lama ketemu di toko buku Gramedia dan istrinya memaksa tangannya dicium dengan menghentak.

Sebegitu pentingnya? Untung anak menahan tangan dia agar tak menyentuh wajahnya.

Saya lho ga pernah memaksa orang untuk cium tangan saya. Saya sendiri juga risih. Ini bentuk kepedulian sama anak orang lain juga.

Sebagian sesepuh dan yang lainnya menganggap salim sebagai bentuk kesopanan. Padahal kesopanan itu banyak cara. Dan sampai detik ini anak saya selalu dibilang sangat sopan. Alhamdulillah guru dan lainnya mengerti dan tidak mempermasalahkan tak pernah menyentak tangan anak saya untuk sampai menempel. Karena saya selalu bilang kalau di sekolah tak perlu menempel secukupnya saja. Dan tahan tangannya.Saya ajarkan anak-anak untuk menahannya kalau dipaksa.

Membiasakan Anak Cuci Tangan dan Tidak Berbagi Satu Tempat Yang Sama

Saya juga membiasakan anak cuci tangan. Alhamdulillah ini jadi tidak berat.

Selalu MENGAJARKAN MEREKA TIDAK BERBAGI BOTOL, SENDOK, SEDOTAN, GELAS YANG SAMA.

Lha kalau dibilang pelit? Suruh dia ambil atau beli sendiri sedotannya.

Saya beri pengertian karena penularan dari situ. Kita tak pernah tahu kondisi kesehatan orang lain. Tampak bugar bukan berarti sehat. Bibir dan air liur bisa menyentuh di bagian itu. Kalau kita minum di tempat yang sama kalau orang lain memiliki sakit. Kita bakal tertular.Batuk bisa tersebar bahkan ada penyakit yang juga sama.

Suatu saat saya mendapatkan cerita SEORANG ANAK MENINGGAL KARENA TERNYATA SERING BERBAGI MINUMAN. Jadi ada yang menawari anaknya dititipkan di rumahnya karena kasihan meliht dia selalu menggendongnya. Panjang ceritanya.

Lalu tak berapa lama kolaps. Saat diperiksakan ke dokter ternyata dia terkena penyakit rahasia dan saat ditelusuri dari tetangganya itu. Nasi sudah jadi bubur.

Dia menyesal sekali…. *ini pernah saya buat status

Saya tahu cerita itu langsung setelah saya menerapkan hal di atas bertahun-tahun sebelumnya.

Kalau soal es saya tak masalah karena mereka jadi kebal. Toh kalau es dari Walls atau merek lain itu kan sudah ada standarisasinya kan?

Terus kalau es itu dari rebusan air matang ya tidak masalah. Jangan dibatasi malah jadi lemah.

Saya juga biasa pakai masker dan kacamata. Hal yang dulu suka dibilang aneh. Iya alasannya karena wajah saya bisa cepat gosong. Apabila kulit terpapar terlalu lama akan memerah dan perih.

Anak-anak juga saya biasakan untuk memakai masker kalau keluar dan tak asal pegang-pegang barang atau apapun di tempat umum.

Seusai dari kamar mandi di tempat umum juga langsung cuci tangan. Jadi anak-anak sudah biasa soal tidak memegang apapun di tempat umum.

Kalau mereka BATUK atau BERSIN maka ditutuplah mulutnya.

Nah, sekarang (sejak pandemi) ada anjuran untuk tutup mulut. Sementara saya sudah terlebih dahulu.

Saya pernah tulis ini di status whatsapp dan draft blog belum sempat diunggah karena musti disunting ulang.

Sekali lagi TERIMA KASIH CORONA, KARENA SAYA SEKARANG TIDAK DIPANDANG ANEH LAGI DENGAN KEYAKINAN DI ATAS.

Sekarang SEMUA ORANG JUGA MELAKUKANNYA BAHKAN YANG PERNAH MENGOLOK-OLOK 😁🤣😂

Sebenarnya masih banyak lagi lainnya. Kapan-kapan saya tambahkan tapi di blog aja ah. Biar tidak tertelan di status facebook. Banyak status seperti ini di akun facebook saya yang tertelan postingan baru.

Apa yang saya tulis di atas semua ada di status lama saya. Masih ada lagi sih. Yang saya sedih adalah tidak semua orangtua mengajarkan ini dan menganggap remeh. Bahkan menganggap aneh….

Tidak ada SALIM atau CIUM TANGAN sebagai bentuk sopan santun. Sebenarnya sebagian besar karena hal lain. Karena ketika tidak salim, maka si anak dianggap TIDAK SOPAN, TIDAK BAIK, dan BURUK. Bahkan tak segan sebagian MEMAKSAKAN TANGANNYA DENGAN MENGHENTAK KE ANAK UNTUK DICIUM. Maka sebenarnya itu bentuk keegoisan. Sudah banyak anak yang jatuh sakit bahkan meninggal akibat hal ini. Bahkan bayi juga banyak mengalaminya. Silakan googling sendiri.

Saya? Tidak mau menyesal.

Saya kutipkan dari blog RSUD Kulonprogo yang saya temukan. Diterbitkan sebelum Corona atau Covid menyerang.

Cuci tangan merupakan satu hal yang paling sederhana yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan penularan infeksi/ penyakit. Seperti kita ketahui bersama, kuman penyakit ada dimana-mana, tidak hanya di benda/ tempat yang tampak kotor, namun juga di benda/ tempat yang kita lihat bersih. Sebagian besar kuman penyakit berpindah dan ditularkan melalui tangan kita. Meskipun secara kasat mata tampak bersih, namun kuman bisa menempel di tangan kita tanpa kita sadari. Maka dari itu, penularan penyakit dapat dicegah dengan melakukan cuci tangan yang benar. Dengan membiasakan melakukan cuci tangan yang baik, hidup kita dan keluarga menjadi lebih sehat.

Oia, update terbaru. Sejak ada pandemi semua orang dilarang berjabat tangan, cium tangan atau salim. Bahkan saat pertemuan tatap muka sejak dulu tidak diperbolehkan guru dengan muridnya terjadi kontak fisik dalam hal ini cium tangan. Alhamdullillah sejak dulu, anak tidak cium tangan. Hanya saja para guru dan bahkan kepala sekolah tidak mempermasalahkannya. Karena ya sebagian orang paham benar soal kesehatannya.

(Visited 67 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hai, saya berbagi konten informatif, edukatif, inspiratif, produk digital, dan penawaran istimewa melalui email. Daftarkan email Anda segera untuk mendapatkan banyak manfaat tersebut. Klik Gabung Sekarang ya. Semoga bermanfaat. Terima kasih ya.

Tentang Saya

Saya adalah seorang ibu tiga anak, blogger, pebisnis konten, mentor, pemateri, dan content creator.

Founder KontenKece salah satu juara TOP STARTUP  DIGITAL INNOVATION LOUNGE FESTIVAL 2017.

LOCAL DIGITALPRENEUR FOR NATIONAL COMPETITIVENESS. SUPPORTED BY DILO MIKTI INDIGO TELKOM YOGYAKARTA INDONESIA 2017.

JUARA 1 GOOGLE SUCCESS STORY 2018 YOGYAKARTA.

Konten Kece bergerak di bidang jasa konten instagram, kelas online instagram, mentoring, pemateri seminar juga workshop, dan penyedia ebook bisnis dan instagram.

Saya sharing mengenai instagram, review, dan parenting.

 

Untuk kerjasama, silakan menghubungi ikamitayani@gmail.com.

 

 

Terima kasih.

Kategori

  • Acara
  • Bekerja Dari RUMAH
  • Bisnis Online
  • Blog
  • Buku
  • Digital
  • Drama Korea
  • Fiksi
  • Giveaway
  • Kegiatan Keluarga
  • Kehamilan
  • Kelas Konten Privat
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Media Sosial
  • Melahirkan
  • Mentoring Konten Bisnis dan Personal Branding di Instagram
  • Motivasi Diri
  • Parenting
  • Resep
  • Review
  • Sponsor Review Post
  • Tip Trik
  • Uncategorized
  • [REVIEW] Obat Batuk Anak Vicks Formula 44 Berdahak dan Kering 5k views
  • Ganti Jok Motor di Solo 3.7k views
  • Cara Ampuh Melepas Cincin Di Jari Gendut 2.5k views
  • Tiga Cara Sembuh dari Sakit Gigi 2.2k views
  • Cara Menggunakan Instagram Untuk Promosi Blog 1.2k views
  • Saya Nyesel Tidak Tahu Lacoldin 1k views
  • 13 Drama Korea Terbaik Pilihan Ika Mitayani 801 views
  • 24 Alasan Mengapa Jang Keun Suk Loveable 784 views
  • Paket Kepiting dan Kerang Maknyus Murah Meriah di Jogja 699 views
  • 13 Cara Termudah Mengambil Hati Istri, Terbukti Berhasil 544 views

Komentar Terbaru

  • Makmit pada Akankah Pekerjaan Blogger dan Youtuber Hilang Nantinya?
  • fanny_dcatqueen pada Akankah Pekerjaan Blogger dan Youtuber Hilang Nantinya?
  • rere pada Sekolah Menengah Pertama Anak Sulungku
  • Ahliah Citra pada Inilah Cara Membangun Fanpage Untuk Blogger dan Memasang Fanpage di Blog
  • ika mitayani pada Mengenal Sepak Terjang Atmaji Sapto Anggoro dalam Berbisnis Media dan Berbagi

39.134

Popular Pos

  • Ganti Jok Motor di Solo (2.605)
  • Saya Nyesel Tidak Tahu Lacoldin (635)
  • Paket Kepiting dan Kerang Maknyus Murah Meriah di Jogja (483)
  • 13 Cara Termudah Mengambil Hati Istri, Terbukti Berhasil (373)
  • Satu Obat Pereda Sakit Gigi Ampuh Andalan Saya (328)
  • Gapura Digital Program Google Untuk UKM di Indonesia (307)
  • Beginilah Dasar Tugas Digital Marketing Strategy… (306)
  • Mengenal Sepak Terjang Atmaji Sapto Anggoro dalam… (292)
  • Percayalah Kekuatan Afirmasi Menuntun Mewujudkan Mimpi (279)
  • Drama Korea Rekomended Mad Dog KBS  (241)
  • [REVIEW] Obat Batuk Anak Vicks Formula 44 Berdahak dan Kering 5k views | by makmit
  • Ganti Jok Motor di Solo 3.7k views | by makmit
  • Cara Ampuh Melepas Cincin Di Jari Gendut 2.5k views | by makmit
  • Tiga Cara Sembuh dari Sakit Gigi 2.2k views | by makmit
  • Cara Menggunakan Instagram Untuk Promosi Blog 1.2k views | by makmit
  • Saya Nyesel Tidak Tahu Lacoldin 1k views | by makmit
  • 13 Drama Korea Terbaik Pilihan Ika Mitayani 801 views | by makmit
  • 24 Alasan Mengapa Jang Keun Suk Loveable 784 views | by makmit
  • Paket Kepiting dan Kerang Maknyus Murah Meriah di Jogja 699 views | by makmit
  • 13 Cara Termudah Mengambil Hati Istri, Terbukti Berhasil 544 views | by makmit
Kelas Online Cara Membuat Konten Instagram yang Menarik dan Menjual
Kelas Online Cara Membuat Konten Instagram yang Menarik dan Menjual

Pos-pos Terbaru

  • Ketika Orang Bilang Dia Ingin Mati
  • Fenomena Toko Buku, Penerbit, dan Penerbit Mandiri (Perorangan) Dari Sudut Pandang Penikmat Buku
  • Apakah Tak Ada Tempat Yang Aman Untuk Anak?
  • Ini Mungkin Alasan Kenapa Drama Korea Jo Seon Psychiatrist Yoo Se Poong Hanya Sampai 12 Episode Saja
  • Kerugian Yang Aku Alami Karena Menyerah Duluan ( Youtube Event)
jasa konten instagram

© 2023 Ika Mitayani | Powered by Superbs Personal Blog theme