Bukan, bukan karena saya tak peduli lagi. Bukan. Tapi setiap kali mengingat kasus JIS itu dada saya terasa sesak, ada sesuatu yang sangat berat di dada ini. Ada luka, kecewa, sedih, amarah yang semua bercampur tak keruan. Entah, saya bingung untuk menggambarkan bagaimana perasaan saya ini.
Saya butuh berminggu-minggu agar tidak selalu kepikiran tiap waktu, bahkan detik. Menurut saya ini adalah masalah yang sangat serius. Kenapa saya bisa bersikap demikian? Itu tak lebih karena, setiap mendengar/ membaca berita itu saya akan merasakan ada kemarahan, kesedihan juga bayangan ketika mereka mengalaminya.
Saya memiliki dua anak lelaki, apakah itu alasan saya sangat berempati? Membantu tentu saya juga bingung membantu yang bagaimana. Apalagi terakhir saya mendengar korbannya bertambah menjadi 50 orang. Bagaimana bisa? Sekolah mahal masa tidak mampu memberikan rasa amannya? Ini bukan masalah main-main, dan sangat serius.
Saya tak peduli apa agama, suka, ras, negara mereka. Saya hanya selalu menyelipkan doa bagi siapa pun mereka, anak-anak yang mendapat perlakuan keji tersebut, agar bisa seperti dahulu – meski itu juga aga sulit, kecuali dengan keyakinan- dijauhkan dari ketakutan, orang tua mereka juga bisa memberikan perlindungan, mencari keamanan. Semoga mereka dipulihkan dari penyakit yang diderita. Semoga anak-anak lain yang tidak menjadi korban agar selalu dilindungi oleh Tuhan.
Semoga orang tua terutama ibundanya diberikan kekuatan, ketabahan, dan diberikan semangat untuk anak mereka.
Bukan Tak Peduli JIS Lagi
(Visited 28 times, 1 visits today)