Aku berkali-kali memukul kepala dengan telepon genggamku. Astaga mana bisa salah sambung? Kulihat kembali nomor telepon yang baru saja aku hubungi. Salah angka di digit terakhir. Pantas saja kalau begitu.
Aku seharusnya menghubungi Putri.sepupuku. Ayahnya adalah pamanku, yang menikah dengan orang Yogya. Rumah mereka dekat dengan pantai. Aku ingin libur sementara waktu. Kudengar dari sepupuku itu, pantai di Yogya sungguh eksotis. Tak salahnya melihat.
Ehm, suara perempuan salah sambung tadi, lembut dan mengalun, saat menjawab teleponku. Mataku menerawang ke langit kamar yang berantakan akibat persiapan pergi ke Yogya.
Aku kembali menimang telepon dan sesekali melihat nomer salah sambung. Keinginanku mendengar suaranya jauh kebih besar dari apapun. Argh. Ini tak benar. Tetap saja aku menekan tombol panggil.
Segera telepon genggam kutempelkan di telinga dan……
Aku mengajak bertemu dengan orang asing. Astaga. Bagaimana ini. Bodoh benar, bagaimana kalau dia bukan orang baik?
Mendengarmu
(Visited 17 times, 1 visits today)